CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Kamis, 24 Juni 2010

OBROLAN REUNI : Catatan Tentang Pertanyaan

" Bandung Di Waktu Malam "
ilustrasi oleh: sendiri aja



TEKA TEKI AJAIB



- Ada dua cara menjalani hidup, yaitu menjalaninya dengan keajaiban-keajaiban atau menjalaninya dengan biasa-biasa saja .. (Albert Einstein) -

KAWAN saya menikah. Mendengar itu tentu anda akan berkata, “So what? Semoga langgeng sakinah mawaddah ajalah ..”. Sebuah doa yang sudah bisa saya tebak. Saya beda dengan anda, kenapa? Karena anda mungkin tidak mengenal kawan saya, jadi anda tidak punya alasan untuk ikut bergembira mendengar kabar itu. Hal sebaliknya juga akan terjadi jika kawan anda yang menikah dan saya tidak mengenalnya. Memang betul, bahwa menikah atau kematian serta kelahiran itu adalah sesuatu yang biasa. Jadi pemaknaan akan terjadi kemudian diukur dari apakah anda kenal atau tidak dengan ‘subjek’. Lalu sejauh mana anda akrab dan seterusnya secara lebih detail. Itulah kenapa tingkat nuansa yang dibangun akan terasa seperti apa.

Bertemu kembali bersama kawan-kawan yang lama tidak bersua sungguh menyenangkan. Obrolan biasanya akan berkisar dimasalah masa lalu dan candaan 'klasik'. Semua reunian (formal atau tidak) rata-rata seperti itu. Tidak percaya? Sering-seringlah anda ikut reunian, maka insya Allah anda akan mengamini kata-kata saya. Namun media reunian juga mempengaruhi obrolan, termasuk apakah pertemuan itu disebuah pesta perkawinan yang lokasinya hampir 5 (lima) jam dari kota Bandung (Siswanto wedding on Rango Gunung Halu Kabupaten Bandung Barat).

Semua orang yang meyakini adanya Tuhan dan segala rahasia-Nya akan setuju sekali bahwa rezeki, jodoh, dan kematian itu adalah ‘catatan pribadi-Nya’ saja. No body knows, termasuk malaikat sekalipun. Tapi banyak orang tahu cuma lupa dan ‘lupa’, termasuk kawan-kawan saya yang reunian itu. Kalau sudah begitu maka saling lempar pertanyaan kapan menyusul atau, "sama siapa nanti ya .." kemudian mengalir. Lalu semua seperti akan tahu jawabannya, padahal itu adalah pertanyaan yang teknologi apapun tak akan mampu menemukan jawabannya. Jadi diskusi itu kemudian menjadi obrolan pengingat saja. Tidak ada 'kesimpulan' tentunya, sebab temanya adalah teka teki rahasia Ilahi.

*******

Saat saya mengetik tulisan ini sungguh saya sedang bingung. Seorang kawan saya sedang mengalami kesusahan keuangan yang berkaitan dengan kuliahnya. Posisinya sungguh sedang injury time dan saya menyesal jadi orang yang tidak punya banyak uang. Kawan saya sedang butuh bantuan dan saya gelagapan bingung, bagaimana cara membantunya. Saya tahu hidup penuh keajaiban yang mematahkan teori-teori ilmiah tentang usaha dan materialitas proses. Untuk itu saya mengatakan, “Persetan dengan teori-teori ilmiah itu..”. Saya saat ini sedang berharap datangnya sebuah keajaiban Tuhan untuk kawan saya. Keajaiban .. yah, keajaiban .. Bukan proses bertele-tele, tapi yang mudah semudah kantong Doraemon atau simsalabim ala pesulap. Kawan saya butuh keluar dari lubang jarum secara cepat dengan ‘mukjizat’. Jika jodoh dan kematian bisa datang kapan saja dan dimana saja tanpa kita tahu, maka saya harap kebutuhan kawan saya bisa terpenuhi malam ini. Amin ..



Jatinangor, 23 Juni 2010






-------ooOoo-------

Selasa, 01 Juni 2010

MARI BERPANTUN, KAWAN ..

" Berbalas Pantun "
ilustrasi oleh: nemu di google.com entah punya siapa




Sekedar pengantar semata ..

MEMBUAT pantun? Hhmmm .. kenapa tidak .. Ide ini muncul begitu saja dan saya langsung merealisasikannya sebagai karya pantun pertama saya. Pantun bukanlah sesuatu yang aneh di negeri ini, setiap orang tentu tahu apa itu bait-bait berbalas yang disebut Sesenggak buat masyarakat Lombok ini walau tidak semua orang (dengan alasannya masing-masing atau berkelompok) akan bisa menyukai pantun sebagai sesuatu yang menghibur. Pantun adalah nama Indonesia-nya dengan begitu banyak nama lain untuk masing-masing daerah. Semuanya bermakna sama, kalimat-kalimat perparagraf yang disusun mengandung arti dengan konsonan yang serupa untuk tiap hurup terakhir pada kata terakhir di tiap kalimat.

Pantun banyak jenis dan peruntukan maupun kegunaannya. Dari pantun nasehat atau pantun religi, pantun perantauan, pantun lelucon, dan pantun muda-mudi atau percintaan. Setiap orang pasti bisa membuat pantun dan saya mencoba menghadirkan karya saya untuk anda. Saya menyebutnya sebagai Pantun Musim Peralihan dengan 2 (dua) sesi, yaitu Sesi Setangkai Kembang dan Sesi Segayung Air. Tidak ada sesuatu yang luar biasa pada judulnya itu. Cuma karena kebetulan saya membuat pantun-pantun ini saat musim hujan tahun 2010 ini mau berakhir dan masuk ke musim kemarau, makanya saya sebut sebagai musim peralihan. Sebagai media atau gaya komunikasi yang variatif dengan ide retorisnya, maka mudah-mudahan pantun-pantun ini bisa dinikmati selayaknya cemilan ringan dengan harapan akan berguna paling tidak sebagai inspirasi yang menghibur untuk kita semua. Semoga saja .. “Petani di Tasikmalaya memanen padi, selamat membaca semoga bisa dinikmati ..” .. hehee ..sip brow ..



PANTUN MUSIM PERALIHAN


(1) Sesi Setangkai Kembang

Beli komputer di Kandaga
Makan tahu di Cikutra
Siapa adik berilah nama
Agar bisa memanggil mesra

Memotong bawang dimalam hari
Hati-hati tangan bisa terkelupas
Jika malam minggu selalu sendiri
Kirimlah SMS tentu akan dibalas

Buah semangka tak mirip buah pisang
Buah durian merupakan buah musiman
Bila anda ingin selalu disayang
Jangan lupa untuk mengajaknya jalan-jalan

Kalau ada beras di Karawang
Kenapa harus membeli ke Purwodadi?
Kalaulah ada harapan yang panjang
Bolehlah kita telpon-telponan lagi

* Bani Hudaya sekarang menjadi pelukis
Menggambar bola kenapa jadi buah manggis?
Aduhai adik sayang janganlah menangis
Tanpa airmata kamu terlihat lebih geulis

Empat tambah empat sama dengan delapan
Kali bagi tambah kurang adalah cara penghitungan
Bila kamu dan orang tuamu mengizinkan
Habis panen aku akan mengirimkan lamaran

Sehabis musim hujan akan datang musim kemarau
Petani merana pada musim pancaroba
Wahai kawan janganlah engkau selalu galau
Sebab cinta yang hilang mari kita cari gantinya

Gelombang dilaut suaranya berdebur
Pelangi munculnya sehabis gerimis
Kenapa susah mata ini tertidur
Selalu teringat wajahmu yang tersenyum manis

Di Majalaya tentu banyak kain beludru
Naik kereta ke Jogja turunnya di Stasiun Tugu
Jangan terlalu lama dirimu menunggu
Tunggulah aku setiap malam minggu

Bintang dan rembulan terangnya dimalam hari
Mencari belut dipinggir kali
Mengejar damri pun kaki ini tak kan sanggup berlari
Jika dirimu selalu saja menghantui

* Ajat Sudrajat dan Gilar Nurzaman bukan tokoh pewayangan
Anggur Merah dan Intisari adalah nama-nama minuman
Hidup ini memang berliku-liku penuh perjuangan
Janganlah terjebak bayangan kenangan tanpa kepastian


(2) Sesi Segayung Air

Jalan-jalan sendiri dikeramaian
Mungkin beruntung bisa berjumpa kecengan
Beginilah nasib orang rantauan
Selalu rindu kawan dan kampung halaman

Pergi ke Cililin lewat Batujajar
Awas tersesat di sekitar Cimahi
Mari kita selalu banyak belajar
Agar menjadi orang berguna dikelak hari

Pergi ke Saung Udjo menonton angklung
Dekat dengan Cicaheum namanya Padasuka
Mencari wanita janganlah bingung-bingung
Dapatkan ia yang bisa mengaji dan paham agama

Memetik mawar awas banyak duri
Bunga semerbak harumnya setaman
Usah tersinggung pantun ini hanya hiburan hati
Pengisi luang saja sekedar penghilang kesedihan



Bandung, 23 Mei 2010
Diposting pada Hari Kelahiran Pancasila 2010




Ucapan terima kasih:
Kepada kawan-kawan dari persada Andalas alias Sumatera yang telah menginspirasi saya untuk membuat pantun dan karena alasan privacy, maka namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

* Adalah nama-nama kawan kerabat saya.







-------ooOoo-------