CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Selasa, 10 Juni 2008

Merencah Kepekatan (Beberapa SMS dari dan buat kawan..)

Dari kawanku; Bung DN ..


Entah beribu malam kulalui, tetap saja ku jatuh cinta pada hitam kelamnya. Meskipun terkadang menduakannya dengan terang siang, tetap ku pilih malam..

Diterima tanggal 02 Mei 2008
Malam pukul 00:37:53


Kenapa harus senja berwarna yang menjadi transisi terang siang menuju gelap malam? Kenapa tidak abu-abu saja? Atau harus merah dulu sebelum hitam?

Diterima tanggal 03 Mei 2008
Malam pukul 01:34:41


Riuh dalam kepalaku suara gemuruh yang menyuarakan pertanyaan yang itu-itu saja. Kapan mereka akan pergi meninggalkanku? Membiarkan kepalaku kosong tanpa tanya?

Diterima tanggal 06 Juni 2008
Malam pukul 02:48:39


======================================


Kepada kawanku; Bung DN ..


Pagi bung.. Saya agak menerka-nerka tentang pertanyaan yang ‘itu-itu saja’, tapi yang pasti saya akhirnya jadi ingat dengan sebuah puisi saya hampir 11 tahun lalu yang judulnya “Perempuan-Perempuan Dikepalaku”. Andai saya masih ingat semua isinya maka mungkin beberapa perempuan lagi akan saya masukkan dalam ‘katalog’ itu hehehehe..he.., begitulah bung..

Dikirim tanggal 06 Juni 2008
Menjelang subuh pukul 03:21:10


“Pagi Yang Cerah”.. Begitulah Peterpan dengan puitis memberi judul untuk lagunya yang berhasil membius penggemarnya hingga bisa meraup rupiah yang banyak, selamat buat Peterpan.. Tapi hari ini saya ingin memberi title ‘Pagi Yang (mungkin akan terasa) Biasa-Biasa Saja’.. Begitulah bung, setelah sampai subuh saya berkutat dengan inspirasi yang tak kunjung juga datang hingga tak satupun karya bisa saya hasilkan.. Terkadang menanti inspirasi itu bagai Nabi menunggu wahyu, kalau tak datang jadi menjengkelkan..

Dikirim tanggal 07 Juni 2008
Pagi pukul 08:48:03


“Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan dan esok adalah harapan..”, kata-kata itu saya ingat kembali subuh ini.. Bukan beromantisme dengan masa lalu atau mimpi yang gelisah, namun kalimat itu selalu menyalakan api ditelapak kaki.. Saya kemudian selalu sadar jika saya harus terus berlari mengejar harapan, menjadi diri sendiri..

Dikirim tanggal 08 Juni 2008
Subuh pukul 04:34:59



----ooooo----

airbening21: Disini Mari Kita Jadi Saudara

Sebuah Kamar Kostan Dalam Chapter

*Sebuah Renungan dan Ingatan G.Sulye Jati


Sebuah cerita mengalir dari kamar kostan yang aneh. Kenapa aneh? Segala cerita tumpah ruah berjibaku dengan perilaku dan segala hobi penghuninya yang sepertinya akan membuat para orang tua geleng-geleng kepala. Tapi, itulah sisi uniknya. Semua merasa enjoy, sebab tagline dan semangat yang diusung adalah “Jauh dari wanita dekat dengan ‘orang tua’ .. “. Semuanya saya coba review-kan dengan ringkas padat seperti beras dalam karung goni. Dari semua tokoh yang saya sebutkan, kecuali Pemilik Kamar, maka semuanya berstatus PGT atau Penghuni Gelap Tetap. Jangan salah, PGT adalah salah satu konsep solidaritas dalam sebuah persahabatan anak kostan.


CHAPTER 1 – Pemilik Kamar (kode: PK)

Pertama ketemu orangnya cukup pemalu dengan karakter rada ndeso. Belum genap setahun kenal dan saat tulisan ini saya ketik ia masih menjadi angkatan terbontot di Fikom Unpad kampus Jatinangor. Ya.. sebab ia terdaftar di program studi Penyiaran D3 sebagai angkatan 2007. Dengan status seperti itu maka bisa dipastikan kalau ia menjadi makhluk laki-laki paling muda diantara kami. Namun, entah bagaimana latar belakang pergaulannya di Cisalak Subang, yang jelas laki-laki yang bernama lengkap Agus Taryudin dan biasa saya panggil Agus ini cenderung ‘autis’. Di kostan yang sangat ramai seperti Pondok Nadin ini ia masih saja selalu merasa kesepian kalau kawan-kawan lagi tidak ada. Kawan-kawan yang saya maksud disini adalah 3 (tiga) orang yang saya kisahkan pada chapter-chapter dibawah ini, tentu saja selain saya sendiri.

Aktifitas dikamar kalau sedang tidak ada tugas kuliah adalah nge-game di komputer. Dari game flash sampai yang rada berat semacam Bounce atau Zuma semua dilahap tanpa kenal waktu. Mungkin dia akan istirahat kalau: (1) Ada yang lagi pakai komputer (2) Sedang makan (3) Tidur (4) Ada yang ngajak keluar (5) Dan lain-lain yang memaksa dia harus keluar kamar, seperti kuliah atau sedang pulang kampung dulu ngambil bekal mingguan. Selain itu maka bisa dipastikan ia telah mejadi mumi abadi didepan komputer.

Sekali waktu kami main kerumah Agus di Cisalak Subang. Oh ya hampir lupa saya ceritakan juga kalau di daerah si Agus ini adalah salah satu tempat sumber mata air AQUA. Jadi, kalau anda menemukan air Aqua dalam kemasan gelas, botol atau galon yang menuliskan bahwa air itu diambil dari sumber mata air Cisalak Subang, maka dari daerah itulah si Agus Taryudin ini berasal. Dari proses pengambilan, sterilisasi, pengemasan sampai pendistribusian dikendalikan dari sini. Kampung si Agus lumayan asyik. Apalagi kalau anda kesana lewat jalur Jatinangor – Tanjung Sari – Rancakalong – Paniisan (saya masih ragu apa daerah dijalur itu memang betul namanya Paniisan), wah.. perjalanan yang menyegarkan dengan panorama alam khas Bumi Priangan. Bercuaca cenderung dingin dengan udara yang masih segar tanpa polusi. Cewek-cewek yang cantik juga bisa kita temukan disini dan salah satunya telah dikenalkan kepada saya walau cuma lewat SMS. Babeh-nya si Agus yang biasa dipanggil pak Haji adalah seorang pengusaha kayu yang cukup terkenal di Subang. Lalu yang membuat saya kaget ternyata si Agus di kampungnya adalah seorang yang periang (mungkin cenderung nakal), (cukup) terkenal atau eksis, penggemar cewek, dan tentu saja suka main. Tidak ada sama sekali ciri-ciri kalau di selama ini di Jatinangor ia punya sisi ‘autis’. Pokoknya berbanding terbalik-lah ha…ha..ha.. mungkin ini yang disebut dengan Macan Kampung.


CHAPTER 2 – Menjadi Nakal (kode: MN)

Waktu pertama kuliah di Fikom Unpad kampus Jatinanagor tahun 2003, orang inilah yang saya tebengin kostannya selama lebih dari 2 (dua) tahun. Maskulin dengan pola hidup ‘sehat’ menjadi cirinya ketika itu. Yang tidak pernah berubah dari dulu menurut saya adalah kegemarannya pada perempuan (perempuan baik-baik). Sekali anda miskol dengan nomer tidak dikenal ke HP-nya, maka dia akan sibuk sendiri menduga-duga (dan berupaya menghubungi kembali) kalau yang miskol adalah seorang perempuan. Cukup ganas untuk urusan syahwat. Tapi, dibanding dengan dulu maka hobinya pada perempuan sekarang lebih ‘gila’ lagi. Sebab kawan saya ini mulai menyukai perempuan yang berperilaku cenderung nakal (baca; Jablay). Jatinangor dan kerasnya hidup serta cinta telah merubah tabiatnya. Dari minuman tidak keras sampai minuman keras telah menjadi menunya sehari-hari. Saya tidak tahu kapan dia akan tobat kembali sebab setelah dia lulus sampai sekarang kebiasaanya tetap tidak berubah. Malah semakin menjadi-jadi.

Laki-laki yang mulai ‘bejat’ ini dipanggil Azar atau Ajar dan bernama lengkap Ajang Dindin Hermawan. Walaupun berasal dari Kota ‘Dodol’ Garut, ia bukanlah seorang yang ahli dalam membuat dodol. Dulu saya menyangka kalau alamatnya itu adalah disekitar daerah kota. Sebelum akhirnya saya benar-benar pergi kesana. Shit.. sekitar 20 menit dari Kota Garut kearah Pameungpeuk. Kalau anda kesana malam hari maka anda tidak akan menjumpai lampu penerangan pinggir jalan sebagaimana yang lazim kita lihat dijalur-jalur antar kota. Entahlah.. apakah para birokrat pernah lewat jalur itu atau tidak. Kacau juga pembangunan daerah ini, belum cukup berpihak kedaerah si Azar kayaknya he..he..he..!!

Daerah rumah si Azar dimana orang tua dan kedua adiknya tinggal adalah sebuah kawasan berbasis pertanian dimana (yang saya tahu) airnya mengalir cukup merata (mungkin juga sepanjang tahun). Dingin sekali tentunya dengan latar belakang panorama Gunung Papandayan dan Gunung yang saya lupa lagi namanya. Di gunung itu pernah jatuh sebuah pesawat. Lokasi jatuhnya pesawat itu bisa dilihat dari kampung kawan saya ini. Menurut beberapa cerita orang kampung, kadang-kadang pada malam tertentu suka terdengar teriakan minta tolong yang datang dari arah Gunung Papandayan. Gosip yang beredar, itu adalah arwah mereka yang meninggal dalam musibah kecelakaan pesawat nahas itu hhhiiii.. ngeri. Haaa…haha.. saya bohong, cerita itu saya karang-karang sendiri biar seru aja hhooo..hoho..!! Tapi kurang tahu juga kalau ternyata benar mah, walau saya sendiri juga belum pernah dengar kok..

Di daerahnya, kawan saya ini pernah mengalami beberapa kali patah hati. Sekarang dia survive mencari pekerjaan dan untuk itu ia menjadi salah seorang PGT. Ha..ha..ha.. dulu saya yang nebeng sekarang dia yang mencari tebengan. Begitulah hidup, selalu bersiklus.


CHAPTER 3 – Salah Nama (kode: SN)

Cenderung puitis dan menggemari benda-benda atau hal berbau elektronik merupakan salah satu karakternya. Tentu saja orang tidak akan menyangka seperti itu. Kenapakah gerangan? Kontras dengan style-nya yang memang macho. Hooo..hoo..ho.. kawan saya yang berasal dari Batujajar (salah satu daerah di Kabupaten Bandung) ini punya garis keturunan ke Cipeundeuy Purwakarta dan Panjalu Ciamis. Si Abang, begitu kami memanggilnya. Namun dikalangan wanita-wanita (apakah itu wanita baik-baik yang dikecenginnya ataupun para jablay yang diincarnya) ia lebih senang memperkenalkan diri dengan nama Kayo. Tidak (atau jauh) berhubungan dengan nama lengkapnya: Rahmat Hidayat Saputra. Pintar sekali Pak Haji (orang tuanya) memberi nama yang sangat bagus.

Orang yang mempercayai hal-hal berbau klenik sering mengkait-kaitkan nama dengan perilaku dan tingkah polah si empunya nama. Kalau ada anak kecil sering sakit-sakitan, maka namanya diganti. Tapi, entah apa yang salah dengan kalimat Rahmat Hidayat Saputra, sebab rahmat dan hidayah sepertinya cenderung menjauh dari kehidupan kawan saya ini. Perempuan dan alkohol telah menyatu dalam setiap sendi kehidupannya. Saya kemudian berpikir bagaimana kalau kawan saya ini berganti nama saja menjadi James Bond atau Roy Marten atau Joni Tatto atau Edi Sangar atau juga kalau mau menjadi Jack Leuheung (apa pula itu..). Mungkin dengan itu hobinya (yang tidak disukai orang tua dan masyarakat) bisa berubah. Jadi rajin shalat, menabung, bersedekah, dan membantu kaum yang lemah (termasuk janda-janda muda.. eeeiittss). Tapi saya tidak mau berspekulasi. Soalnya tidak ada jaminan berganti nama berganti pula kelakuan. Bagaimana kalau nanti hobinya malah tambah kacau?! Tentu saya bisa di KUHP karena menjerumuskan orang kearah lebih buruk, walaupun niat awal ingin memperbaiki tapi orang-orang pasti tidak akan percaya. Hasil akhirlah yang berbicara. Membayangkan itu akhirnya saya membatalkan niat untuk mengusulkan supaya kawan saya ini berganti nama. Cukup sudah pemikiran seperti itu, tidak perlu dilanjutkan atau dipikir ulang.

Sekitar dua atau tiga kali saya pernah bertandang kerumahnya. Sekalian juga ingin melihat rupa ‘seseorang’ yang katanya pernah menjadi ‘matahari’ yang sangat berarti dalam hidupnya. Namun, sungguh sial karena tidak pernah sekalipun saya bisa melihat perempuan (yang katanya kuliah di Unisba jurusan Psikologi) yang digilai kawan saya ini. Memang benar kata orang, barang bagus susah dilihat he..he..he..!! Memang sial juga si Abang ini, setelah ditinggal nikah oleh seorang pujaan hatinya, dapat cewek baru malah orang manja. “Sering bikin kesal..” katanya. Tetangga cantik nan bageur yang diharapkan nggak jelas juga kabar beritanya. Ah .. kacau pula, macam betul!! Jadi tidak heran juga saya kalau si abang punya selera menggoyang jablay lumayan tinggi. Mungkin sudah kesal sama perempuan ha..ha..ha..!! Tapi yang lumayan hebat adalah si Abang tidak pernah kehabisan stok cewek. Dari anak SMA, tukang jual pulsa, karyawati, sampai pengangguran dia ada nomer HP-nya. Edunlah he..he..he.. mungkin beberapa nomer yang terlihat cantik nanti bisa saya minta buat dimiskol-miskol aja. Kali aja beruntung hhooo..hoo..hoo..ho..ho..

Sekarang, si Abang sedang rada rajin kerja. Motornya rusak (rem belakang jebol) jadi nggak pernah dipakai. Keuntungan buat saya, motor yang sering dibawa jatuh ketika kondisi ‘jiwa limbung’ (termasuk juga bersama saya didepan Terminal Cicaheum beberapa waktu lalu) ini lumayan juga buat keliling-keliling nggak jelas di Jatinangor ha..ha..ha.. tapi yang paling jelas saya selalu isi bensin (di POM bensin depan kampus ‘biadab’ IPDN sebelah Hotel Puri Katulistiwa) seharga Rp.2000,- saja. Sowry bos, baru segitu kemampuan saya. Ah.. nasib, begitulah..


CHAPTER 4 – Pemuda Bojong Berdjaya (kode: PBB)

Sebenarnya kawan saya yang juga merupakan rekan kerja si Abang ini bukan termasuk PGT yang sebenarnya. Ini disebabkan rumahnya tidak begitu jauh dari Jatinangor, kurang lebih 15 sampai 20 menit saya belum sempat menghitung dengan cermat dan akurat. Namun karena ia sering menjadikan kamar kostan ini sebagai tempat pulang, tidur, dan berangkat kerja (kadang-kadang tempat curhat dan berkeluh kesah sekaligus teriak-teriak galau tidak keruan), maka demi hukum dan undang-undang ia harus dimasukkan sebagai bagian dari PGT juga.

Kalau anda pergi ke Sumedang maka anda akan melewati kecamatan Tanjungsari. Salah satu kampung di Tanjungsari bernama Bojong atau Gudang. Kawan saya yang bernama lengkap Suparwoto M. Saleh ini sangat terkenal disana. Iya..iyalah.. disana rumahnya tempat ia tinggal bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Lahir dan besar sampai sekarang di kampung itu. Tanyakan saja sama orang-orang kampung, “rumah Woto disebelah mana?”. Semua akan menunjukkan dengan tepat. Disini kami memanggilnya Toy dan kadang-kadang Cuy..

Selain menggemari ikan kembung sebagai salah satu menu makanan dan cara pandang terhadap cewek yang diinginkannya, maka si Otoy ini punya style cenderung ingin modis. Seperti tidak nyambung dengan pekerjaan tapi justru itu yang membuatnya beda. Cuma, kebiasaan yang seringkali membikin gondok kawan-kawan yang lain adalah;

  1. Suka mengganti lagu yang sedang diputar di komputer dengan lagu lain yang sedang tidak ingin didengar oleh kawan-kawan yang lain dan menyetel lagu tidak pernah sampai habis, sebentar-sebentar ganti. Nanggung melulu..

  2. Sering terlalu pede nyanyi nggak jelas, musik kemana suara kemana. Gaya sih udah oke, mirip penyanyi rock dilapangan Tegalega. Tapi… suaranya itu loh, nggak buanget he..he.he..! Tapi yang paling menyebalkan adalah ia suka nyanyi sepotong-sepotong dengan suara keras, padahal lagunya ia tidak hafal. Terlalu bersemangat ia malah menyanyi amburadul. Begitulah.. keinginan memang kadang-kadang tidak sesuai dengan penghafalan dan kemampuan.

  3. Sumpah serapah nggak jelas dengan suara yang sangat keras. Entahlah.. siapa yang disumpahi, sepertinya beban hidup dan cinta terlalu berat buatnya. Tapi yang saya takutkan adalah jika sudah kelebihan beban malah nanti jadi penghuni ‘hotel’ di Jalan Riau no. 11 Bandung? Kacau pula nanti nasibnya..

Selain itu ada yang menarik, setelah sekian lama kenal baru saya tahu kalau kawan Woto ini ternyata orang yang Lemot. Anda tahu lemot? Biasanya orang memakai istilah lemot itu untuk komputer yang jadul. Rada telat mikir dan sering ‘lupa ingatan’. Eh maaf, lupa ingatan yang saya maksud disini bukan gangguan jiwa atau gila. Tapi, susah mengingat sesuatu secara konstan. Hari ini dikasih tahu cara buka email, besok udah nanya lagi bagaimana cara buka email? Tiga jam yang lalu belajar cara memotong gambar di Adobephotoshop, belum selesai motong udah nanya bagaimana cara memotong gambar? Hal yang selalu dia ingat adalah siapa perempuan yang sudah dikenalnya, berapa perempuan yang telah mengecewakannya, dan berapa perempuan yang ingin dikencaninya. Royal terhadap perempuan? Wow.. ia memang sangat berbakat dibidang itu. Tidak pernah sekalipun ia lupa. Biarpun telah bertahun-tahun. “Ah. Tuy, ente memang lemah dan selalu jadi korban cinta perempuan. Seperti keledai saja ente, selalu mengulangi kebodohan yang sama dan tidak mau belajar dari pengalaman he..he..he..” kalimat ini telah menjadi nasihat kami bersama buat Suparwoto M. Saleh.


CHAPTER 5 – Ganteng Sholeh Berwibawa (kode: GSB)

Inilah saya sendiri. PGT militan dan tabah pada dua kamar sekaligus. Kamar si Agus (sang putra Subang putrana pak Haji) buat nyimpen pakaian dan sekali-sekali ikut numpang tidur serta menginapkan jablay (padahal saya belum pernah, itu fitnah karena saya mah orang yang super bageur) dan ritual. Satu kamar lagi (kamar si Eje) buat tidur tetap dan mandi sekaligus ‘alamat’ standby tetap dalam menerima para fans. Memang berat hidup ini. Terkadang saya heran juga. Orang seganteng dan berwibawa serta sholeh tiada tara seperti saya punya nasib kurang bagus. Tapi saya mah selalu santai saja. Sebab para perempuan cantik molek nan bageur itu sepertinya akan selalu menunggu saya wwhhhaaaa…hhhhaaa…haaa..ha..ha..

Tidak perlu saya jelaskan panjang lebar tentang siapa saya. Selain saya sudah cukup terkenal di seantero Jagat Raya ini, maka semua data tentang saya sudah ada di; www.airbening21.blogspot.com dan friendster. Sip.. wilujeng browsing atuh..


Begitulah …

Selain semua chapter diatas sebenarnya ada bebarapa makhluk lagi yang masuk dalam lingkaran. Tapi karena kamar dan posisi mereka yang cenderung jelas maka tidak saya masukkan dalam para chapter. Ini bukan berarti kami mau diskriminasi, tidak.. tidak sama sekali. Walau ada perbedaan dalam banyak hal, namun lika-liku perjalanan kami tetaplah satu kesatuan yang berwarna warni. Apa itu? airbening21 kami menyebut diri.

-------0000-------


Seperti itulah kami. Dari tempat yang berbeda-beda tanpa pernah janjian kami bertemu. Tanpa pernah terbayang kami kemudian bisa berkawan. Tanpa mengharap pamrih akhirnya kami bisa saling berbagi. Suka dan duka, kenyang dan lapar, berbagi cerita tentang harapan akan masa depan. Seperti air kami mengalir. Menjadi matahari, menjadi malam, menjadi hujan, menjadi siang, menjadi panas, menjadi angin, menjadi dingin, menjadi apa saja yang kami inginkan dan tentu saja menjadi diri kami yang sebenarnya..


Pondok Nadin – Jatinangor, 10 Mei 2008