CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Minggu, 16 Oktober 2011

MENJADI 'BAJINGAN' : Catatan Sebuah Penilaian

" Si Badjing "
ilustrasi oleh: nemu di google aja


YANG TERLUPAKAN
(minjem judul lagunya Iwan Fals)


- Tak usahlah kita terlalu menggunakan topeng, cukuplah kita bisa menempatkan diri kita seperti apa dan dimana serta bersama siapa kita saat itu .. -

MALAM masihlah jauh dari tua, sekira pukul sepuluh kurang. Untuk ukuran kota besar, maka itu termasuk ‘sore’. “.. jadi bagaimana, menurut kamu seperti apakah orang kayak aku ini?”, angin berhembus agak dingin saat kulontarkan pertanyaan iseng itu. Setengah berteriak dia menjawab, “kamu bajingan!!” dan aku tertawa keras. Entah pikiran apa yang melanda perempuan itu sehingga pola pikirnya membuat ia memberi jawaban yang aku kira aneh.

Ia belum lama kukenal dan aku ‘menjailinya’. Lucu memang dan sangat amburadul. Aku berusaha membuatnya tertawa dan ia cukup senang. Ini terlihat saat ia mengucapkan kata bajingan sambil tertawa juga sesudahnya. Aku setuju sama dia bahwa tak boleh ada beban, sebab semua harus mengalir. Senantiasa membagi kegembiraan kepada setiap orang sesuai dengan jenis kelaminnya adalah hal yang penuh improtitatif. Tentu saja dengan cara masing-masing, walau itu kadang-kadang terkesan tolol.

Laut adalah perempuan
Bumi adalah perempuan
Air adalah perempuan

Samudera juga perempuan
Tanah juga perempuan
Rembulan juga perempuan

Dan selebihnya hanyalah sepi
Dan selebihnya adalah sepi,

(SAJAK PEREMPUAN - Bambang Trismawan)
Di laut kita jaya, di darat kita buaya. Seorang kawan mengatakan itu. Aku tahu kawan itu bukanlah semacam ‘buaya’ bagi lawan jenisnya, namun daya kreatifnya telah memberikan semacam inspirasi kata-kata buat orang lain lewat kemahirannya beretorika. Tak usahlah kita terlalu menggunakan topeng, cukuplah kita bisa menempatkan diri kita seperti apa dan dimana serta bersama siapa kita saat itu. Maling atau copet yang beretika tidak akan pernah mencuri dalam keramaian hajatan rumahnya sendiri.

Masuk kandang kambing maka bisalah mengembik, kawan .. tapi jangan jadi kambing. Aku bukan seorang yang agamis, bukan pula seorang atheis. Aku adalah pejalan yang mengalir dan biarlah perempuan itu mengingatku sebagai seorang bajingan. Walau aku yakin, ia sendiri tidak akan pernah mengerti mengapa ia sampai menyebutku seperti itu. Biarlah .. tidak usah dipikirkan, sebab setidaknya malam itu kami bisa tertawa lepas.



Bandung, 30 September 2011







-------ooOoo-------