CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Sabtu, 23 Juli 2011

RAMADHAN DALAM INGATAN : Catatan Tentang Masa Kecil

" Mesin Jahit "
ilustrasi oleh: nemu di google dan di edit pake adobephotosop


SUARA RAMADHAN
Kisah Dari Kampung

- Jadi suara mesin jahit itu bagi saya sama sekali tidaklah mengganggu, malah irama yang terdengar begitu merdu. Ibu menikmati pekerjaannya .. -

BANDUNG di suatu malam yang gerimis. Mungkin seminggu lebih sebelum hari pertama Ramadhan tahun 2011 ini tiba, saya kurang tahu juga. Kita serahkan saja jadwalnya kepada MUI untuk menentukannya. Tapi yang pasti bulan Ramadhan selalu menjadi ajang para calo tiket kereta dan bis antar kota mulai bekerja. Menimbun tiket untuk dijual kembali nanti mendekati hari lebaran tiba dengan harga yang berlipat-lipat. Yah, biarlah mereka dengan caranya sendiri mencari ‘rezeki’. Semua juga punya ‘kebiasaan’ masing-masing, seperti halnya koruptor dengan strategi tender atau maling kampung yang beraksi saat musim panen tiba dan rentenir ketika masa paceklik.

Salah satu hal yang sering saya ingat tentang bulan Ramadhan adalah ketika saya kecil. Ibu saya adalah seorang yang cukup terkenal bisa menjahit dulu di kampung. Itulah kenapa setiap bulan puasa tiba, maka ibu sering banyak mendapat order menjahit baju. Ibu saya menjahit dengan model tradisional. Mesin jahit yang beliau pakai mereknya “Butterfly” dan sampai sekarang mesin jahit itu masih ada di rumah. Salah satu saksi bisu saya besar dan tumbuh dirumah. Dengan mesin jahit itu saya bisa punya baju lebaran, punya uang saku sekolah, dan kadang-kadang punya uang jajan.

Dulu kalau bulan puasa, saya sering terbangun tengah malam karena suara mesin jahit. Ibu suka menjahit sampai mendekati sahur tiba. Ini bisa dimaklumi karena semua orang yang menjahit ke rumah tentu ingin jahitannya cepat selesai. Saya senang tentunya, sebab kalau banyak yang menjahit baju, maka itu artinya saya akan punya baju lebaran. Jadi suara mesin jahit itu bagi saya sama sekali tidaklah mengganggu, malah irama yang terdengar begitu merdu. Ibu menikmati pekerjaannya.

Kini mesin jahit itu sudah tidak terpakai, hanya teronggok saja dirumah. Ibu sudah tidak menjahit lagi, beliau sudah tidak kuat lagi harus begadang dan matanya sudah rabun termakan usia. Selain itu sekarang orang-orang sudah mengenal mode dan baju-baju siap pakai sudah banyak dijual. Keahlian ibu sudah tidak mempunyai ‘nilai jual’ lagi. Tapi bagi saya, mesin jahit itu selalu ‘bersuara’ setiap bulan Ramadhan tiba dan saya selalu bisa ‘mendengarnya’. Walau hanya dalam ingatan.



Bandung, 23 Juli 2011 Pkl. 03.08 Wib.






-------ooOoo-------