CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Selasa, 25 November 2008

Lingkungan VS Kekasih

gambar / ilustrasi diperankan oleh model :
si Dela yang cerewet


MENCINTAI LINGKUNGAN
(seperti mencintai kekasih..)



Intro 1

Seorang kawan saya memang harus diakui, bahwa ia harus dimasukkan ke dalam kelompok manusia pemaaf dan penyabar. Tidak gampang meledak dan berkobar-kobar. Senantiasa berkepala dingin dan relatif tenang dalam menyikapi segala masalah yang datang. Sepertinya suatu saat nanti ia lebih cocok untuk menjadi seorang ustadz (semacam Syaikh Puji dan lain-lainnya), daripada menjadi seorang pegawai negeri dilingkungan kecamatan atau pemda kabupaten.

Jadi bisa dimaklumi kalau saya kemudian jadi agak kaget ketika suatu malam ia marah-marah sambil (sedikit) mengutuk-ngutuk seseorang yang saya tidak kenal. Setelah ditanya barulah saya tahu alasannya. Seseorang beberapa hari belakangan ini suka mengirim SMS ‘tidak jelas’ kepada pacarnya. Mungkin seseorang yang sedang menyukai pacar kawan saya atau juga orang iseng yang nggak ada kerjaan. Saya perhatikan isi SMS-nya. Rupanya memang harus dikategorikan dalam kelompok SMS iseng. Merasa tidak nyaman (atau nggak suka) si cewek akhirnya lapor kepada pacarnya. Entahlah.. kalau seandainya si cewek juga suka sama si pengirim SMS. Apakah ia akan lapor juga? Mana saya tahu.. Tapi saya curiga si cewek udah kenal sama si pengirim SMS. Sepertinya..

Tapi sebenarnya sih hal seperti itu mah bukan sesuatu yang heboh banget. Saya pikir kawan saya itu juga pasti pernah melakukan hal yang sama. Saya sendiri juga sering menerima SMS iseng, saya cuekin aja. Namanya juga iseng hahaha.. Kalau ingin ‘aman’ sih, ya jangan pakai HP dan jangan bergaul sama sekali. Diam saja dikamar dan jangan berhubungan dengan manusia lain kecuali dengan pacarnya sendiri. Hehehe.. selesai perkara..


Intro 2

Seorang kawan yang lain pada suatu malam yang dingin datang tergopoh-gopoh menemui saya. Ia bermaksud meminta bantuan untuk diantarkan ke dokter. Sekilas saya perhatikan tidak ada yang aneh dengan kondisi kawan yang satu ini. Biasa-biasa saja dan terlihat sehat.

Ke dokter mau ngapain? Kayak yang sehat-sehat aja.. emang siapa yang sakit?”, saya mencoba untuk memastikan rasa penasaran.

Dengan mimik yang serius kawan saya menjawab, “Bukan saya.. cewek saya yang sakit. Demamnya tambah tinggi, kayaknya dia kena malaria. Kemarin malam malah ngigau terus. Saya khawatir nanti malah kenapa-kenapa.. ayo dong anterin bawa dia ke dokter..”.

Wah..wah.. bahaya juga tuh, ayo.. mau sekarang langsung? Orang tuanya udah dikasih tau belum”. Saya mencoba menenangkan kawan saya ini sambil sedikit bercanda, “kok tau dia ngigau? Emangnya ente tidur bareng dia..? hehehe..”.

Dengan sedikit senyum garing kawan itu menukas, “Eits.. ngaco, ya nggaklah.. emang kayak yang lain, tinggal satu kamar ngekost berdua. Ketauan ortu bisa dipenggal kita punya leher hehehe.. Teman satu kostnya yang ngasih tau. Orang tuanya belum saya kabarin. Biar saya aja yang urus dia dulu...”.

Cepat saya potong, “…Trus kalo nanti kenapa-kenapa? Siapa yang tanggung jawab? Ini masalah nggak sepele loh.. masalah orang sakit dan masih dalam tanggung jawab orang tuanya. Emang ente suaminya?! Cuma pacar doang kaleee.. jadi takut nih..”.

Kawan itu jadi nggak sabaran, “Alaaaahh.. banyak omong, udahlah.. itu masalah nanti, sekarang ente mau bantuin nggak??”.

Oke..oke.. ya udah atuh.. ayo berangkat!”, saya nyengir. Malas debat masalah yang kayak begini. Dimana-mana seorang pacar itu selalu merasa lebih berhak dan lebih merasa sok ingin bertanggung jawab ketimbang orang tua pacarnya sendiri. Padahal negara dan agama nggak pernah mengatur hak dan kewajiban orang pacaran. Tapi manusia aja yang terlalu berlebihan. Kebanyakan nonton sinetron kali ya.. hehehe.. masa bodolah..


*********


Dua kasus diatas adalah masalah biasa (sudah dianggap lazim) dalam sudut pandang kehidupan sekarang. Seorang pacar yang sangat cemburuan (protektif) dan terkadang terlalu menonjolkan hal yang berlebihan dalam kapasitas hubungannya. Baik dan sah-sah saja membantu orang lain (apabila itu kita anggap bagian dari konteks hubungan sosial antar sesama manusia). Tapi kalau perhatian dan ‘kebaikan’ itu hanya sebatas untuk orang-orang tertentu saja, semisal pacar, maka menurut saya menjadi aneh. Kalau pacar saya melakukan kejahatan, yang repot nanti juga siapa yang harus ikut berurusan dengan kepolisian atau Tuhan misalnya? Tentu saja orang tuanya, atau suaminya jika ia sudah menikah. Pacar? Hhmmm.. entahlah.. hehehe..

Berbicara tentang mencintai dan dicintai, saya jadi ingat ketika suatu malam sendirian nongkrong dipinggir jalan. Berteduh diemperan tukang photocopy menunggu hujan reda. Guyuran air dari langit yang mencurah deras telah membuat jalan raya didepan saya sekilas mirip sungai besar. Air cokelat dengan begitu leluasanya mengalir diatas jalan membawa kerikil dan bermacam-macam sampah. Saya tertawa kecil (sendiri saja). Ada yang aneh, bukankah air itu mengalir di selokan atau sungai? Ini kok mengalir dijalan. Lha.. selokan atau drainasenya kemana?

Saya tahu pasti. Disisi jalan itu ada saluran air yang cukup lebar. Air yang datang mengalir deras itu datang dari bagian yang agak tinggi. Aahhh… sampah pasti telah menyumbat saluran air dan banyak bagian saluran yang telah tersumpal berbagai macam material. Tidak ada yang perduli dan terlihat bertanya, “kenapa kok air nggak masuk selokan dan apakah nanti tidak akan banjir?”. Air mengalir karena tidak ada pohon-pohon yang menampung lewat akar-akarnya yang perkasa. Tidak ada yang perduli dan terlihat bertanya, “kenapa kok air kayak yang menghantam jalan dan apakah nanti tidak akan banjir?”.

Saat ini manusia memposisikan lingkungan seperti seorang budak belian zaman jahiliyah. Boleh disiksa dan dipakai sesukanya. Ngapain juga dicintai?! Lingkungan sakit buat apa diperduliin. Lingkungan dirusak tangan-tangan jahil buat apa dicemburuin. Toh lingkungan itu bukanlah kekasih saya, ia cuma budak. Saya berhak untuk menyakiti dan merusaknya. Tapi saya tidak punya kewajiban untuk menjaga, merawat dan mencintainya sepenuh hati.

Bah… saya jadi pusing. Saya ngeri aja kalau nanti suatu saat lingkungan ngambek. Banjir menghantam, air bersih lenyap, suhu udara memanas sehingga gampang terjadi kebakaran, sampah merajalela dan penyakit dimana-mana. Saya khawatir jika suatu saat nanti saya punya pacar (manusia beneran), kemudian lingkungan cemburu dengan pacar saya. Ia akan mengeringkan sumuir-sumur penduduk dan membuat pohon-pohon meranggas. Terlalu mahal konsekuensi yangt harus saya bayar. Waduh…

Aku memimpikan sungai yang bersih dan selokan yang terbebas dari tumpukan sampah yang menyumbat. Sampah yang dibuang dan diurus sebagaimana mestinya. Pohon-pohon yang rindang. Udara untuk bernafas yang bersih dari berbagai macam polusi.

Jika.. ya jika saja, semua orang memposisikan lingkungan seperti kekasihnya sendiri. Ia tentu akan cemburu melihat lingkungan dijahilin. Ia pasti akan marah melihat lingkungan disakiti dan dirusak. Ia selalu akan menjaga dan merawat lingkungan dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab yang tinggi. Ia akan mencintai dan menyayangi lingkungan selayaknya seorang kekasih yang ia puja-puja.

Jika.. ya jika saja..


Jatinangor, 24 November 2008



----------000000000----------

PUISI : Pada Suatu Musim dan curhat aja

gambar / ilustrasi oleh sendiri aja


PADA SUATU MUSIM


Rinduku pada Dewi Anjani 1) adalah alunan seruling batang padi
yang membelah lembah
Rinduku pada Putri Mandalike 2) adalah hembusan angin laut
yang menderu-deru

Hari ini aku melihat hujan
Teringatlah aku akan sungai di batas desa ..
Seberapa besarkah airnya mengalir?
Siapa saja kawan sekarang yang sedang memancing?
Di kota ada kawan bercerita bahwa jalan-jalan telah berubah jadi bengawan
Lalu orang-orang berlomba mencari ikan diruang tamu dan dihalaman rumah
Aaahhhh .. Seperti orang gila mencari daging segar ditempat pembuangan sampah
Tapi entahlah, jika tadi malam ada yang kena jatah dimutilasi

Hari ini aku mendengar tentang geliat lumpur masih saja menyiksa ujung timur Jawa
Teringatlah aku akan sawah dibelakang rumah ..
Heeeeiii .. Siapa sekarang yang sedang membajak?
Seberapa banyak nanti padi bisa kita panen?
Tapi jangan lupa .. Setelah bulir-bulir beras kita simpan dilumbung
Marilah kita mengayuh perahu tua ini menantang samudera
Lupakan saja harga bahan bakar yang terus mencabik-cabik buritan sampan
Tenaga kita masih sangat perkasa untuk mendayung sampai diujung gelombang
Memuncratkan mimpi-mimpi tentang kematian para pelaut dimasa lalu
Satu purnama saja tahanlah rindu buat atap rumah kita
Sambil menebar jala pada camar-camar nanti kita bisa bercerita
Bahwa darat dan laut adalah cinta kita pada hujan dan kemarau

Hari ini aku melihat gadis-gadis berdandan seperti turis bule
Teringatlah aku akan para dedare 3) dan mantan pacarku dikampung ..
Seramai apakah sekarang jika malam mereka mengaji di santren? 4)
Hohoho .. Siapakah sekarang yang paling kuat menjinjing air dikepala?
Jika aku melempar sesenggak 5) cepat kau balas yang mesra

Aaahhh .. Aku sudah mulai lupa.. Karena tadi malam aku hampir saja menabrak pelacur berbanderol 20 ribuan disimpang jalan
Kasihan.. Ia terlalu ketakutan, tergesa-gesa ia melihat serombongan Satpol PP seperti malaikat maut yang hadir untuk mengadili kemaluannya
Ingin sekali aku berteriak ditelinga para penjaga ketertiban dan moral itu

Suruh mereka berhenti lalu berilah mereka makanan dan jaminan pekerjaan..!! Adililah kemaluan orang-orang pintar yang mengumbar bejat dikolong meja. Juga pemuda gadis belia yang mewakili zaman globalisasi hanya sebatas urat farji..

Sambil mengingat mantan pacar aku malah muntah digelas tuak..
Lupa.. bahwa aku sendiri juga bejat. Sial … !!

Pada suatu musim..
Buaian desah semilir gugur mayang
6) memberikan sebuah inspirasi
Aku harus menyusun rencana
Siang ini aku mau mencari singkong di montong
7)
Dan sehabis ashar memetik mangga dirumah paman
Semua itu untuk oleh-oleh waktu apel nanti di malam minggu,

Sungguh.. saat ini aku tiba-tiba ingat ibu dirumah!


(Bandung, November 2008)


1) Cerita legenda rakyat Lombok tentang putri di gunung Rinjani
2) Cerita legenda rakyat Lombok tentang putri di pantai selatan Lombok
3) Gadis / perawan (bahasa Sasak)
4) Langgar / surau / mushola (bahasa Sasak)
5) Pantun (bahasa Sasak)
6) Lagu dari daerah Lombok
7) Ladang yang berbentuk bukit kecil, biasanya terletak ditengah persawahan dan biasanya juga digunakan sebagai lahan menanam singkong / ubi (bahasa Sasak)



Dari airbening21:

Untuk puisi PADA SUATU MUSIM, sebenarnya pernah diposting dengan judul yang sama dan isi yang lebih ringkas. Pada kali ini mengalami proses editing dengan menambahkan beberapa larik untuk menceritakan makna yang mungkin lebih luas lagi. Pernah dibacakan pada acara Parade Seniman Gadungan di Fikom UNPAD Jatinangor tanggal 20 November 2008.





SEBUAH CERITA DARI TANAH KERING


Gerimis hari itu menyapa singkat
Hei.. Apa kabar?
Sebelumnya sempat juga terlihat mendung syahdu
Yang melambaikan janji bulir-bulir bening mencurah
Tanah retak pun menyambut sapa
Dengan alunan syair debu dan deraian daun gugur yang bercerita
Ada harap ..
Gerimis akan melanjutkan tariannya
Dengan guyuran kisah hujan yang menggenang
Tapi gerimis tak pernah jadi hujan
Rinai yang hadir hanya sekedar melepas basah yang fana
Lalu hari itu pun sama saja dengan hari-hari kemarin ..


Bogor, 10 November 2008


------------000000000--------------


Kamis, 20 November 2008

FROM JATINANGOR TO CISALAK - SUBANG WITH LOVE


AYO KE SUBANG LEWAT RANCAKALONG


Jalur menuju ke Subang dari arah Sumedang (Tanjungsari) salah satunya adalah melalui daerah Rancakalong. Dengan jalan yang relatif kecil namun beraspal cukup bagus. Sepanjang jalan ini menampilkan panorama khas Jawa Barat pada umumnya.

Melewati punggung-punggung perbukitan kita akan disuguhi suasana alam pedesaan dengan hamparan sawah dan kebun yang rindang. Cuaca agak dingin akan kita jumpai setelah melewati Rancakalong. Menurut seorang kawan, daerah ini bernama Leuweung Tiis. Dari namanya saja yang kalau di Indonesiakan berarti hutan yang dingin, maka anda pasti sudah mengerti. Saya rasa ini adalah trek puncak dari tanjakan diketinggian. Suasana hutan yang masih rimbun banyak pula kita temui disepanjang perjalanan.

Anda jangan berpikir sepanjang perjalanan akan sepi dan menyeramkan. Sudah dua kali saya berkunjung dan perjalanan cukup ramai tentunya. Sebagai salah satu jalur alternatif dari Sumedang ke Jakarta via Subang, maka jalan ini banyak dilalui oleh kendaraan roda empat. Warung-warung sebagai tempat peristirahatan juga akan banyak kita jumpai disepanjang jalan. Jarak tempuh dari pertigaan Citali (Sumedang – Bandung) ke Subang sekitar satu sampai satu setengah jam. Dalam kondisi tertentu mungkin mendekati angka dua jam saja.

Namun jangan terlalu lengah. Banyaknya tikungan dengan pembatas jalan yang sangat minim, akan membuat kita harus ekstra hati-hati. Perhatian Pemerintah Jawa Barat khususnya Pemda Subang dan Pemda Sumedang sepertinya belum menjadikan sepanjang jalan cantik ini sebagai skala prioritas bersama yang mesti disegerakan. Jadi, dengan tetap konsentrasi mari nikmati saja pemandangannya. Untuk kecepatan, berdasarkan pengalaman maka saya menyarankan maksimal sekitar 60 km/jam untuk sepeda motor dan 40 km/jam untuk mobil. Setelah melewati Cisalak mungkin anda bisa lebih cepat lagi karena jalan sudah lurus dan agak lebar.

Sekitar duapuluh atau tigapuluh menit sebelum masuk Kota Subang, kita akan melewati daerah bernama Cisalak. Tidak ada pohon salak yang terlihat bergerombol sehingga daerah ini disebut Cisalak. Walaupun ada mungkin tidak begitu banyak atau saya yang kurang informasi. Tapi, kecamatan yang satu ini merupakan salah satu tempat sumber mata air yang dikelola oleh PT. Aqua. Kondisi air yang jernih menjadikan daerah Cisalak cukup sejuk. Air yang mengalir di sungai sepanjang tahun dari mata air dihutan sekitarnya akan cocok buat kita untuk berphoto-photo ria.

Selain itu hamparan kebun teh dengan buah-buahan khas Subang yaitu Nanas yang dijajakan dipinggir jalan dengan harga murah, menjadikan jalur dan daerah ini sebagai salah satu prospek wisata seperti Puncak (Bogor) dan Lembang dimasa depan. Tentu saja dengan tetap menjaga keasrian dan kealamian lingkungannya. Sip..


Jatinangor, 19 November 2008



------------00000000-----------

Senin, 17 November 2008

PUISI : Tentang IduL Fitri 1429 H.

puisi - puisi karya Sang Penari Air
(id: FW)



PERMOHONAN MAAF

Begitu banyak perbuatan yang ku lakukan
Untuk mencari keridhaan-Mu
Dari hal yang kecil hingga hal yang besar
Ku jalani dengan penuh kesungguhan

Begitu banyak ujian yang kuhadapi
Hingga hal yang dilarang pun kujalani
Aku bersujud .. Memohon pada-Mu
Dengan setulus permintaan maafku

Di negeri-Mu.. Inilah permohonan ampunku
Sebening embun pagi yang membasahi bumi
Sedalam lautan yang Engkau ciptakan
Dan seikhlas sujudku saat menyembah-Mu

Tiada pemberian terindah
Selain kata maaf
Tiada perbuatan termulia
Selain memaafkan ..

“ Selamat Hari Raya Idul Fitri
Dari nurani untuk seisi bumi.. “

Bandung, 30 Ramadhan 1429 H.



FITRI INI UNTUK SEMUA

Akhirnya bulan nan agung pun melepas salam pamit
Di pipi selalu saja ada buliran air mengalir
Menggenapkan langkah menjemput lembar yang suci
Kegembiraan kemudian menggelayut ditiap detak hati

Hasrat ini telah memberi warna bagai pelangi
Yang terlahir dari tiap-tiap jiwa
Kegembiraan ini bukanlah pukulan paku
Melainkan untaian tarian air
Yang memahat batu-batu dengan sempurna
Dan memberi kesejukan bagi yang merasakannya
Fitri ini biarkan menjadi fitri untuk kita semua ..

Bandung, 1 Syawal 1429 H.



MENYAMBUT HARI KEAGUNGAN

Awal malam telah dimulai dalam musik Ilahi
Yang membenamkan matahari
Pada himne yang khusyuk pada kegelapan yang pekat
Gema takbir pun dikumandangkan

Alunan Asma Agung yang mengusik kalbu
Bertalu-talu menghidupkan panca indera yang bisu
Hingga esok mentari menyambutnya
Dengan senyuman yang hangat

Bila hari fitri mendekap bumi
Maka biarkan menangis hati ini
Mereka-reka kembali apa yang telah dijalani
Dalam hari-hari yang terkadang tak pernah aku mengerti,

Bandung, 1 Syawal 1429 H.




* dari airbening21: Terima kasih untuk sumbangan puisinya ..


-------------000000000------------

Sabtu, 01 November 2008

Curhat Kunang – Kunang


Rata PenuhSemua Orang Kecuali Dia


Simaklah diam-diam ..

Semua orang silih berganti menanyakan kabar tentang aku. Tapi ada yang tidak pernah (lagi) menanyakan kabar tentang aku, yaitu orang yang selalu kutanyakan kabarnya…

Semua orang mengirimkan aku SMS bercerita tentang hari-harinya. Tapi ada yang tidak pernah (lagi) mengirimkan aku SMS, yaitu orang yang selalu kukirimkan SMS…

Semua orang (sepertinya) rindu kepadaku. Tapi ada yang (sepertinya) tidak (lagi) rindu kepadaku, yaitu orang yang selalu kurindukan…

Semua orang ketika tidur akan ‘mengikutkan’ aku dalam mimpinya. Tapi ada yang tidak pernah (lagi) memimpikan aku, yaitu orang yang ketika aku tidur sering kuimpikan…

Semua orang mencintai aku. Tapi ada yang (sepertinya) tidak (lagi) mencintai aku, yaitu orang yang aku cintai…

Hidup itu harus berani..”, seorang kawan menghakimiku. Yah.. aku berani dan pemberani. Aku berani berjuang dan berani bermimpi..


(Bandung, 28 Oktober 2008 – ketika Hari Sumpah Pemuda)


PROLOG (kesiangan)
Monolog diatas adalah kata hati seekor kunang-kunang pada suatu malam yang basah. Itu bisa direkam oleh voice detector canggih yang terbaru keluaran PT. Dirgantara Indonesia. Begitulah kira-kira kurang lebihnya mah..




-----------000000----------