CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Minggu, 27 Juli 2008

MENCARI ILMU edisi Pejuang Survival

Semester Pendek


Seorang kawan saya yang sangat baik dan sedang berjuang untuk keluar dari wilayah degradasi Fikom via PAKT, pada jam 11 malam ini berkisah (tentang dirinya sendiri) dengan ‘cuaca’ yang cenderung mengeluh.

Oh shit.. tugas kuliah gue ada empat biji dong. Oh tidak marisol, baru aja masuk ternyata udah begitu banyak tugas. Ntar lo bantuin ya.. Cuma ngerangkum doang, lo yang nge-list bagian penting-pentingnya terus ntar gue yang ketik..

iya.. nge-list-nya pake stabilo aja. Biar bagus..” Seorang kawan yang cukup ‘cerdas’ ikut mencoba memberikan saran dengan sangat bangga. Mungkin dia merasa sarannya itu adalah sesuatu yang brilian dan jarang orang lain yang tahu.

Ada yang menarik. Kawan yang baik itu bilang kalau dia baru aja masuk. Entahlah.. Yang dimaksud BARU AJA itu adalah perkuliahan baru mulai atau dia sendiri yang baru masuk kuliah. Sebab yang saya tahu, Semester Pendek atau SP (yang katanya bisa memberikan nilai bagus buat mahasiswa yang punya hobi ‘survive’ dalam mencari ilmu) itu udah start dari minggu-minggu kemarin. Etntahlah (pula).. sebab ketidaktahuan saya itu karena saya sendiri sudah tidak kuliah lagi. Jadi? Mana tahu saya tentang jadwal segala macam SP kayak gitu.. Tapi membantu kawan, tentu saja saya tidak keberatan sama sekali.

Masuk kamar .. lihat-lihat sekeliling, saya sama sekali tidak menemukan buku yang harus saya corat coret dengan stabilo sesuai dengan permintaan kawan saya tadi. Stabilo? Saya sebenarnya belum pernah melihat alat tulis sepeti itu dikamar ini. Tapi itu tidak begitu prinsip karena yang lebih penting adalah saya perlu tahu; (1) Tugas itu buat mata kuliah apa? (2) Buku yang harus dirangkum itu buku apa dan mana bukunya? (3) Dikumpulinnya kapan? (4) Yang punya tugas kemana sekarang? (5) Dan lain-lain yang berkaitan dengan itu ..

Sepertinya saya tidak perlu begadang malam ini karena kawan yang baik itu ternyata sudah terlelap dengan nyaman. Mungkin terlalu capek tadi habis nonton film di Bioskop 21 Jatinangor Town Square dengan sedikit billiard sesudahnya plus nge-game dulu sama kawan-kawan yang lain. Walhasil.. entahlah (sekali lagi) apakah tugas itu akan dikerjakan atau tidak. Saya tiba-tiba menjadi ngantuk juga. Sudahlah.. semua manusia sangat berhak untuk berniat (secara gitu loh Hak Asasi Manusia..), tapi memang ternyata tidak semua punya ‘kekuatan’ untuk melaksanakannya. Wallahua’lam bish shawab..

Pondok Nadin – Jatinangor, 23 Juli 2008
Pukul 03.31 menjelang subuh

--------------------oooooooo------------------

Rabu, 23 Juli 2008

Mimpi dan Harapan (setipis kulit ari dan selaput dara perawan .. )

Berawal Dari Ingin Mudik Lebaran Tahun 2008 Ini


Hhwwwwaahh.. Hari ini agak ‘menyebalkan’ ternyata. Gimana nggak, aku pikir tahun ini lebaran bisa mudik dengan nyaman dan cepat. Nggak perlu satu hari dua malam atau sehari semalam plus beberapa jam di Bis Eksekutif jurusan Jakarta – Mataram atau Bandung – Denpasar dengan ngeteng lagi beberapa jam (yang karena kaLo mudik keseringan naik Bis aku malah ngerasa nggak eksekutif lagi hahahaha..), cukup beberapa jam saja dan hheeuuuppsss.. Aku udah berada di rumah hehehe!

Ah sial (sekali lagi).. Tiket pesawatnya mahal banget. Jadi bingung.. shit! Gimana ya…?? Gimana nanti ajalah, pusing.. Sialan tuh yang pada punya pesawat. Pasang tarif kok mahal-mahal banget sih.. Harusnya ada subsidi silang buat yang nggak pernah mudik selama minimal 3 (tiga) tahun hehehehehee.. kacau pula perencanaan. Ah….

Ngebuka friendster ada kawan yang cantik ngirim testi (aku selalu berusaha sangat cermat sekali kalo mau nulis kata testi. Sebab rada nggak enak juga kalo aku secara nggak sadar menambahkan hurup S dibelakangnya hehehe..). Dengan manis sekali kawan itu nanya tentang perbedaan antara HARAPAN dan MIMPI. Wah.. ada apa lagi nih dengan hal-hal kayak gitu??

Ya udah.. Sederhana aja. Satu jam sebelum aku nanya ke agen tiket pesawat, aku ngerasa mudik nyaman dan cepat tahun ini adalah harapan dan bisa aku lakukan. Tapi setelah aku nanya harga tiket pesawatnya, maka mudik nyaman dan cepat itu kemudian perlahan terasa menjadi mimpi. Sebabnya? Aku ngerasa dengan harga tiket semahal itu maka (logikanya) hanya keajaiban yang akan membuat aku bisa membelinya. Realistis aja aku dengan penghasilan seperti sekarang ini, maka itu jelas nggak akan kekejar. Beda dengan harga seperti yang aku bayangkan sebelumnya itu, saat itu juga gua beli tiketnya atau gua booking to the point hahahahahaaa!!

Jadi apa dong?! Mengulangi balasan testi aku ke kawan yang imut itu, bisa aku jelaskan lagi “Harapan adalah ketika kamu merasa punya kekuatan dan kemampuan kamu sebagai manusia yang bisa membuat kamu mempunyai peluang untuk mendapatkan hal itu. Tentu saja dengan memakai rasio dan logika serta aturan manusia yang disepakati bersama secara wajar. Berdoa kepada Tuhan kamu lakukan sebagai bagian dari usaha-usaha rasional dan realistis yang telah atau akan kamu lakukan. Sedangkan mimpi adalah ketika kamu merasa tidak punya kemampuan dan kekuatan apapun untuk mendapatkan keinginan kamu. Untuk hal ini kamu hanya mengandalkan takdir atau ‘kebaikan’ Tuhan saja dan tidak ada usaha lain yang bisa kamu lakukan karena kamu memang tidak mampu untuk melakukannya. Yah.. itu kamu sedang bermimpi..

Beda mimpi dan harapan itu setipis kulit ari dan sensitif seperti selaput dara seorang perawan. Takdir Tuhan memang sangat menentukan. Faktor X yang susah manusia bisa menjelaskannya secara empiris tapi itu memang benar bisa terjadi. Takdir biasanya muncul selalu berlawanan dengan prediksi banyak orang dari sudut pandang kelaziman sistem hidup manusia. Kalo itu terjadi maka harapan bisa menjadi mimpi atau mimpi bisa menjadi kenyataan. Pada peristiwa ini biasanya orang menyebut kata; KEAJAIBAN .. Sepakat?!


Catatan: Seorang kawan baik di kampung ingin sekali jadi tentara. Jika menuruti aturan atau syarat yang sebenarnya, maka menjadi tentara akan menjadi mimpi bagi kawan aku itu. Kenapa? Karena jadi tentara itu nggak boleh buta warna dan kawanku itu nggak bisa ngebedain warna cokelat sama warna biru heheheheeh kacau dia..!!


Jatinangor, 21 Juli 2008



Kamis, 10 Juli 2008

Catatan Untuk Menunggu

Yah .. Seperti Itulah..?!

Bahkan sudah berkali-kali aku diberi tahu, “ Jangan selalu membiasakan diri untuk menunggu. Itu selalu membosankan..” Yah, aku sepakat (lagi). Sebab untuk kesekian kali aku telah membuktikan kata-kata itu.

(Jatinangor, 9 Juli 2008 – hari-hari awal Gerbang Unpad di gusur)


---oooo---

Kamis, 03 Juli 2008

PERJALANAN KE TIMUR

CERITA DARI KOTA TUA


Memasuki kota ini adalah seperti menembus sebuah lorong waktu. Jiwa dan pikiran akan kembali ke masa lalu dimana panji-panji kejayaan bahari menemani misi Sunan Gunung Jati mengislamkan tanah ini. Ada juga babad para pengembara dari negeri timur jauh melintasi lautan luas yang kelak akhirnya akan memberikan warna bagi sebuah generasi yang membumi disini. Bukan alur yang membedakan. Tapi, generasi yang terlahir untuk melengkapi.

Ah.. Hawa panas, bangunan-bangunan tua, keraton yang membisu, dan pelabuhan yang menggurat tepi laut telah membuat kota tua ini amat sangat terlihat dan terasa begitu berjiwa ksatria perkasa. Pejamkan indera perasamu .. Nikmati dan resapi hidangan yang disodorkan tangan-tangan pribumi dari tengah samudera. Akan selalu mengingatkan kita bahwa kota ini penuh dengan legenda dan sejarah yang teguh. Mengikat erat ambisi jika suatu saat nanti kita mesti datang lagi kesini. Mungkin seperti janji tanpa kata-kata.

Orang memberi nama Kota Terasi. Orang mematri titel Kota Udang. Terserah mereka, sebab aku lebih senang memanggilnya Kota Sejarah. Kota yang hangat .. Kota yang merayu-rayu .. Kota yang bersejarah. Terima kasih untuk nafas tua perkasamu.. Dan aku kini telah menjabat erat-erat tanganmu ..

(Kota Cirebon, 23 – 25 Juni 2008)



UNTUK DAMAI BUMI

Disana .. Di jantung negeri ini kulihat dan kudengar
Orang-orang berkelompok saling menikam kawan dan saudara sendiri
Berdalih agama dan perintah Tuhan dengan parang yang ditajamkan
(katanya) mantra ayat-ayat suci dari atap langit
Dibawah sorot mata garang

Namun disini .. Di kota ini anak-anak itu gembira bersatu
Belajar dalam damai tanpa sekat keyakinan yang membutakan

Kembali kubaca koran dan kulihat televisi
Masih saja orang-orang itu berseteru
Lalu .. Tiba-tiba aku merasa aneh ditanahku sendiri
Peduli setan .. Hendak kubakar pula jantung negeri ini

Sebelum anak-anak itu belajarnya terganggu ..

(Santa Maria – Kota Cirebon, 25 Juni 2008)