CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Sabtu, 03 April 2010

MEMPREDIKSI ANGKA : Catatan Tentang Nilai dan Penilaian

" Santiago Bernabeu "
ilustrasi oleh: dari browsing di google.com saja



MENDULANG TIGA ANGKA


- Realistis yang paling ‘sakit’ sebenarnya adalah diangka satu, karena tentu tidak ada yang bercita-cita kalah alias nol. Walaupun pada sebuah permainan dan ‘permainan’ akhirnya akan ada pemenang dan pecundang, tapi kalau dari awal sudah seperti berharap kalah ya buat apa ikut kompetisi. Mending tidur atau jadi penonton saja .. hehee .. -

BULAN-bulan ini adalah masa semua yang berbau dan berafiliasi dengan sepak bola ‘dinikmati’ dengan begitu gempita. Dari pembicaraan dikamar-kamar kostan sampai iklan media massa. Lihatlah kompetisi Liga Super Indonesia dengan berbagai warnanya, termasuk masalah supporter dan kasus rasisme baru-baru ini yang menimpa striker Persib Christian Gonzales. Lalu tim-tim besar yang tumbang di Liga Champion dan persiapan para tim negara untuk mengikuti Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Negara yang tidak lolos sebagai kontestan cukuplah sebagai komentator dan penonton saja. Cukup adil daripada hanya menjadi pendukung tidak jelas sebab butuh peran yang bisa ‘menasionalisasikan’ jiwa dan perasaan untuk mendukung negara lain yang tidak ada hubungan darah atau ideologi kebangsaan. Cukup rumit jadinya, walaupun sebenarnya nggak juga.

Setiap sisi hidup ini biasanya dimaknai dan ditandai dengan angka. Semua manusia menyukai angka yang disesuaikan dengan keinginan masing-masing dan disebut dengan angka keberuntungan atau hoki. Selain dalam ilmu astronomi atau perbintangan, maka sepak bola termasuk juga yang menggunakan angka-angka dan angka yang sangat digemari adalah angka 3 (tiga). Bukan cuma sekedar digemari tapi dijadikan harapan dan perjuangan sebagai tujuan akhir tiap permainan. Perhitungan poin dalam kompetisi liga menggunakan angka ganjil, yaitu 0 (nol) untuk kalah, 1 (satu) jika seri atau draw, dan 3 (tiga) untuk poin sempurna alias menang. Semua tim akan mengupayakan segala daya dan upaya demi tercapai angka tiga. Realistis yang paling ‘sakit’ sebenarnya adalah diangka satu, karena tentu tidak ada yang bercita-cita kalah alias nol. Walaupun pada sebuah permainan dan ‘permainan’ akhirnya akan ada pemenang dan pecundang, tapi kalau dari awal sudah seperti berharap kalah ya buat apa ikut kompetisi. Mending tidur atau jadi penonton saja .. hehee ..

Hidup adalah sebuah proses memperjuangkan angka-angka. Saya pernah menulis di akun status facebook bahwa saya lebih memilih cinta daripada politik. Dalam arti kata saya tidak ingin menjadikan cinta sebagai politik atau mempolitikkan cinta. Kalau cinta didalam politik itu sah-sah saja, tapi politik didalam cinta? Nggak ah .. maap kawan, ini masalah hati nurani yang berbicara dan bukan sekedar kepentingan semata. Seorang kawan saya pernah membuat tulisan tentang cinta dan sepak bola. Saya menyukai tulisan itu (dengan tanda jempol). Disini saya kemudian ingin mengatakan bahwa cinta dan sepakbola adalah sebuah proses dan perjuangan menggapai tiga angka alias kemenangan atau keberhasilan agar bisa tetap dipuncak klasemen sehingga akhirnya nanti menjadi juara di akhir liga (baca: akhir kompetisi dan hari pernikahan). Semua manusia normal saya yakin juga akan berpikir seperti itu, tidak ada yang ingin gagal dengan angka nol. Tentu .. tapi bagaimana dengan angka satu sebagai tanda seri atau draw?

Saat tulisan ini saya buat, sejujurnya saya belum menemukan alasan atau penjabaran jika dalam hidup kita akan seri. Apalagi dalam cinta dan saya agak mentok mencari argumennya. Lalu saya teringat bahwa hidup adalah sebuah konsep berpasang-pasangan. Siang malam, besar kecil, gelap terang, panas dingin, pria wanita, dan lain sebagainya. Jadi apakah angka satu harus kita tiadakan saja? Saya tidak berani mengatakan iya atau tidak. Layaknya SMS, maka jawaban untuk hal ini mungkin saya pending dulu.

Seorang kawan berkata bahwa, "Tuhan terkadang tidak mengabulkan apa yang manusia minta, tapi Tuhan senantiasa memberi apa yang manusia butuhkan..". Angka tiga, angka satu, atau angka nol semuanya adalah misteri (saya menyebutnya sebagai catatan rahasia langit) sebab hanya Tuhan yang tahu apa yang kita butuhkan. Keinginan bukan berarti kebutuhan dan hidup tidak bisa dianalogikan mutlak dengan sebuah hitung-hitungan klasemen sebuah kompetisi sepak bola. Sedikit rumit juga penjabarannya untuk bisa disederhanakan, jadi mungkin ada yang bisa membantu dengan argumen yang lebih mencerahkan agar kita bisa mendapat jawaban yang mudah dimengerti?



Bandung, 1 April 2010






-------ooOoo-------

2 komentar:

dewapohon mengatakan...

pernahkah anda merasakan hidup anda jauh dari angka bung??
karena saya setiap hari bertemu angka itu. entah itu disengaja atau tidak. bahkan ketika saya menulis komen ini. angka-angka pada keyboard pc sudah merayu saya untuk sekedar meliriknya.

Jati Wirachmat mengatakan...

suLit bung .. angka2 itu seperti seLaLu ikut menentukan setiap apa yang aku Lakukan .. hhuuuaaaa :D