Memanah Matahari
Harus kita belah saja remah-remah awan dilangit ini
Agar titik pusat matahari bisa telanjang dipelupuk mata
Pada sekian ratus ketukan jam di dinding tua
Semenjak pagi setelah ledakan pertama
Harus kita bakar saja remah-remah awan dilangit ini
Agar titik pusat matahari bisa membius angan-angan
Pada sekian juta keluhan dirumah ibadah
Semenjak lahir setelah mati
Dilangit Gaza ada ribuan serupa matahari berpijar
Memanah tanah membakar harapan,
Jatinangor, 11 Januari 2009
Di Indonesia Kupegang Dada
Kupegang dada dengan jemari lima terbuka
Kuketuk dada dengan jemari lima terkepal
Di Jalur Gaza sebuah bulan sabit retak
Instrumen yang tidak lagi sebuah syair puisi
Kupegang dada dengan jemari lima terbuka
Kuketuk dada dengan jemari lima terkepal
Di Jalur Gaza anak-anak menghitung pasir yang terbang
Instrumen yang menjadi inspirasi diskusi para tokoh dunia dilayar kaca (dan obrolan rakyat kecil seperti kita sehabis kerja)
Di Jalur Gaza ribuan dada rubuh dan terluka
Di Indonesia kupegang dada mengutuk langit,
Jatinangor, 11 Januari 2009
-------------000000000------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar