SATU
(saya jamin judulnya nggak nyambung sama isinya)
- Masjid tua sebagai saksi kejayaan Islam masa lalu di Banten masih cukup bagus terawat dan relatif ramai dikunjungi para peziarah. Namun kondisi bekas benteng dan area keraton hanya tersisa bangunan dasarnya saja. Seandainya dikelola dengan profesional saya rasa akan menjadi bagian dari sebuah tempat rekreasi sejarah dan rohani yang menarik ..
BANTEN adalah sebuah nama kuno. Sebutan untuk daerah paling barat di pulau Jawa itu memang bisa kita temukan pada banyak keterangan-keterangan masa lampau. Bahkan menurut catatan sejarah, dahulu Banten itu adalah sebuah negara yang berdiri sendiri. Hal yang mungkin membanggakan dari catatan itu adalah kunjungan duta besar Banten ke kerajaan Inggris. Yah .. Banten adalah daerah tua. Sejajar dengan daerah-daerah lain semisal
Perjalanan saya menuju Banten pada akhir Januari 2009 kemarin itu hampir semuanya melewati jalan tol. Berangkat dari
Keluar dari tol Serang seperti masuk kekota Garut, tapi lebih ramai sedikit dan tentu saja jauh lebih panas. Serang sebagai ibukota provinsi amatlah menyedihkan. Seperti kurang pantas menjadi jantung Provinsi Banten. Dengan sumber daya alam dan berbagai sumber devisa lainnya, maka sangat tidak layak jika Banten sangat lambat pembangunannya. Sebutlah; Pabrik Baja Krakatau Steel, Bandara Internasional Cengkareng, Pelabuhan Merak, daerah wisata Anyer, kota industri Tangerang, Bumi Serpong Damai, daerah pertanian yang luas dan masih banyak lagi. Namun, entahlah .. Denger-denger sih, gubernurnya yang cantik itu rada kurang bener .. Ah biarlah, bukan urusan saya hehehe..
Kesan Banten sebagai daerah jawara memang terasa ketika saya dan rombongan (kami berangkat dari
Namun sebenarnya kabar Banten sebagai daerah jawara baru saya dengar ketika saya tingal di Jawa Barat. Sebelumnya saya tidak pernah mendengar itu. Beda dengan kisah tentang orang Madura atau orang
Setelah makan siang, agenda pertama didaerah sunda non priangan ini adalah mengunjungi bekas keraton Sultan Maulana Hasanudin. Situs kejayaan Banten masa lampau ini masih terlihat kekar. Walau pengelolaannya masih sangat sederhana, namun masih menawarkan sebuah rekam jejak sejarah yang cukup baik. Masjid tua sebagai saksi kejayaan Islam masa lalu di Banten masih cukup bagus terawat dan relatif ramai dikunjungi para peziarah. Namun kondisi bekas benteng dan area keraton hanya tersisa bangunan dasarnya saja. Seandainya dikelola dengan profesional saya rasa akan menjadi bagian dari sebuah tempat rekreasi sejarah dan rohani yang menarik. Sayang sekali, jalan yang menuju ke arah
Menjelang sore kami melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Merak. Dermaga penyeberangan menuju pulau Sumatera ini cukup padat aktifitasnya. Tentu saja, konsekuensi dari sebuah daerah pelabuhan adalah maksiat juga cukup ramai. Ini paling tidak tergambar dari obrolan saya dengan seorang petugas parkir sebuah rumah makan
Menjelang maghrib perjalanan dilanjutkan ketujuan utama, yaitu pantai wisata Anyer. Jika anda mengingat Jenderal Daendles, maka anda pasti ingat juga dengan jalan sepanjang 1000 KM yang menghubungkan anatara bagian barat pulu Jawa kearah timur yang terkenal dengan nama jalan Anyer – Panarukan. Sebuah proyek penindasan zaman kolonial Belanda yang begitu banyak memakan korban. Namun jalan itu masih bisa dipakai sampai sekarang, cukup kuat untuk terus menantang zaman.
Anyer adalah sebuah kawasan wisata pantai yang cukup terkenal. Memang tidak seindah dan sehebat wisata pantai lainnya di
Agak disayangkan, tata letak ruang dan pembangunan tempat penginapan di Anyer ternyata tidak begitu memperhatikan garis pantai (lingkungan). Ini bisa dilihat dari banyaknya tempat penginapan (termasuk bungalow tempat kami menginap) itu berdiri pas dipinggir pantai. Jika anda ingin bermain dipantai maka anda harus masuk lewat gerbang hotel atau bungalow yang ada. Ini membuat seolah-olah pantai itu adalah bagian dari milik hotel atau bungalow itu. Padahal tidak, sebab pantai adalah area publik dan tidak bisa diperjualbelikan kepada umum. Batas jalan sebagai batas garis pantai dan area yang boleh dilakukan pembangunan menjadi seperti tidak berfungsi. Entahlah.. apakah Pemda Banten tidak mengerti atau ada praktik KKN ditempat itu, saya tidak tahu juga.
Namun yang pasti, anda sekali-sekali harus mengunjungi Banten. Syukur-syukur perjalanan anda bisa sampai Cagar Alam di Ujung Kulon. Banyak pengalaman menarik yang akan membuat kita semakin mencintai negeri ini. Ok..
Jatinangor, 7 Maret 2009
---------------0000------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar