CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Selasa, 03 November 2009

SANG BINATANG JALANG : Beberapa Puisi Chairil Anwar

" Sok Bergaya Mirip Chairil Anwar "
ilustrasi oleh: sendiri aja dan di edit pake adobephotosop CS2




Prolog ..

KETIKA sedang tidak bisa tidur, saya membolak-balik beberapa buku yang salah satunya merupakan buku puisinya Chairil Anwar dalam kumpulan “Aku Ini Binatang Jalang”. Buku terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama ini saya beli di Bandung Supermall dulu tanggal 27 Oktober 2004. “Hhmmm.. sudah lebih dari 5 tahun rupanya..”. Berhubung saya sedang tidak ada inspirasi untuk membikin puisi, maka beberapa di antara puisi Bung Chairil Anwar di buku ini saya posting kembali untuk anda. Apa yang tertulis disini (termasuk segala tanda baca, huruf kapital maupun kosakatanya) adalah seperti yang tertulis dibuku tersebut tanpa saya rubah sedikitpun. Selamat menikmati karya dari 60-an tahun yang lalu ini ..


SENJA DI PELABUHAN KECIL
Buat; Sri Ayati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tiada bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

1946


DARI DIA
Buat; K.

Jangan salahkan aku, kau kudekap
bukan karena setia, lalu pergi gemerincing ketawa!
Sebab perempuan susah mengatasi
keterharuan penghidupan yang ‘kan dibawakan
padanya …

Sebut namaku! ‘ku datang kembali ke kamar
Yang kau tandai lampu merah, kaktus di jendela,
Tidak tahu buat berapa lama, tapi pasti di senja samar
Rambutku ikal menyinar, kau senapsu dulu kuhela

Sementara biarkan ‘ku hidup yang sudah
dijalinkan dalam rahsia …

Cirebon, 1946


MALAM DI PEGUNUNGAN


Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pepohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!

1947


DERAI – DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949






-------oooOooo-------

Tidak ada komentar: