CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Rabu, 14 Oktober 2009

AH .. JADI BINGUNG NIH .. : Catatan Ketika Ngaco

" Belajar Terbang atau Sok Kayak Titanic? "
ilustrasi oleh : sendiri aja dibantu adobephotosop




ORANG ANEH


- .. Baiklah, itu pertanyaan tabu. Tapi bagi saya itu bukanlah hal yang tabu. Dengan begitu saya bisa tahu (mungkin bisa membantu) kalau tiba-tiba nanti dia datang bulan waktu sedang makan bakso sama saya, jadi saya bisa tahu pembalut seperti apa yang harus saya belikan cepat-cepat. Sederhana saja kan .. Dan apa salahnya juga kita tahu ukuran dada seseorang..?! -

KETIKA seorang kawan mengabarkan bahwa tidak lama lagi akan diadakan Parade Seniman Gadungan (PSG) yang ke-2, barulah saya teringat dengan suatu hal yang dulu. Pada PSG yang pertama saya berpartisipasi juga sebagai salah seorang pengisi acara. Tentu saja dengan kegemaran saya, membaca puisi dan sedikit dialog-dialog alias celetukan ringan. Tidak ada yang mengherankan atau membuat heran di arena semacam ini, sebab rata-rata yang hadir adalah kawan-kawan yang memang tidak perlu diherankan. Namanya juga seniman gadungan, seniman beneran justru akan kehilangan identitasya kalau ikut gabung disini hehe .. Tapi sebenarnya disini saya tidak akan membicarakan tentang sebuah event seni atau kehidupan para seniman. Khawatir malah jadi nge-gunjing. Saya hanya ingin bercerita tentang diri saya sendiri saja.

Beberapa waktu yang lampau saya telah dekat dengan seorang perempuan. Sebut saja namanya Melati (bukan nama sebenarnya). Seperti laki-laki lain pada umumnya, maka gairah insting laki-laki normal saya telah menggiring saya untuk menyukai perempuan. Tentu saja tidak semua perempuan, sebab unsur kesukaan itu akan relatif subjektif (demikian saya menyebutnya). Kecuali cuma syahwat saja mah itu beda lagi, unsur relatif subjektif-nya tentu akan sangat rendah sekali. Tapi untuk kondisi seperti gairah saya terhadap perempuan Melati itu orang-orang menyebutnya sebagai Cinta bin Kasih Sayang binti Rindu Selalu dengan unsur syahwat sekitar 25 – 30 persen saja. Begitulah, waktu itu saya sedang melakukan pedekate atau ‘pendekatan’ agar bisa menjadi pacarnya. Disini tentu saja saya banyak melakukan hal-hal ‘penting’ agar nanti kiranya cinta saya bisa tersambut. Sebuah keinginan manusiawi yang standar dan umum berlaku di semua orang (yang normal).

Dilihat dari apa yang saya rasakan dan saya lakukan, maka ini adalah keinginan yang normal-normal saja bagi seorang manusia. Walaupun pada praktiknya saya malah terlihat seperti tidak normal. Namun hal ini juga berlaku pada semua orang yang sedang jatuh cinta. Susah tidur makanpun tak enak karena selalu terbayang senyumannya .. hahaha lebay banget .. Tapi di sisi normal dan ‘tidak normal’ itu ada hal lain yang membuat kecengan saya itu merasa aneh, dia malah menyebut saya sebagai Orang Aneh. Saya tidak tersinggung disebut orang aneh sebab saya juga menyadari jika apa yang saya lakukan itu memang tidak biasa dilakukan oleh orang lain pada umumnya. Dikarenakan tidak dilakukan oleh orang lain maka ini dianggap tidak wajar, maka disebutlah ia aneh. Bagi saya sendiri, ini bukan hal yang luar biasa. Apa yang saya kerjakan itu sebenarnya untuk tujuan yang sama dengan orang lain inginkan juga. Tapi saya melakukannya (dengan proses) yang tidak biasa alias aneh.

Suatu kali saya bertanya, “Ukuran BRA kamu berapa sih? Kalo lagi ‘dapet’ suka banyak gak keluarnya?”.

Kamu nanya apaan sih? Aneh banget, kayak gak ada pertanyaan lain aja..”. Dengan pandangan yang saya rasa (justru) aneh dia menatap saya. Baiklah, itu pertanyaan tabu. Tapi bagi saya itu bukanlah hal yang tabu. Dengan begitu saya bisa tahu (mungkin bisa membantu) kalau tiba-tiba nanti dia datang bulan waktu sedang makan bakso sama saya, jadi saya bisa tahu pembalut seperti apa yang harus saya belikan cepat-cepat. Sederhana saja kan .. Dan apa salahnya juga kita tahu ukuran dada seseorang..?!

Dilain kesempatan dalam suasana yang (menurut saya) romantis, “Eh.. boleh minta cium gak? Sekali doang gak apa-apa kan..”. Saya tertawa kecil rada genit dan dia melotot, “Enak aja.. emangnya kita udah pacaran apa?! Baru deket aja udah minta cium, gak mau ah!”.

Saya tertawa (lagi), “Hehee.. emang apa bedanya ciuman waktu pacaran sama sebelum pacaran? Toh orang pacaran juga gak pake surat-surat dari RT/RW hahaha..”. Saya kemudian nyerocos sedikit berpanjang lebar dan sedikit berdebat juga sama dia tentang boleh tidaknya orang ciuman tanpa pacaran. Sampai akhirnya, “Hhmmm..Ya udah kalo gitu, kalo mau cium ya cium aja deh! Tapi jangan anggep aku murahan..”.

Beneran nih?

Ya beneran, sekali aja kan.. udah jangan banyak nanya.. mau gak? Nanti aku berubah pikiran loh..”, dia mulai terlihat sangat serius.

Hahahaha .. gak jadi ah, kapan-kapan aja..”.

Yeeee .. ya udah..”, dia terlihat seperti salah tingkah dan saya mulai merasa tidak enak hati. Sedikit kasihan karena aku seperti ngerjain dia. Tapi saya ingin ngaco sekali lagi, “Piisss .. hehe, aku penginnya ML aja.. gimana?”.

Hhhaaaaahhh!! Sialan, gak mau!! Kasih hati mau jantung, kalo itu mah nanti aja.. udah ah, kamu kok udah jadi aneh ini.. gilaaa…!!”. Dia betul-betul terlihat sangat sebal dan saya tertawa ngakak. Sempat terpikir bagaimana kalau dia mau, sebab saya pasti akan kabur terbirit-birit. Emangnya lo doang yang takut, jangan terlalu ge'er hehehe ..

Nah, itulah salah satu hal yang menurut orang-orang tertentu adalah bentuk dari keanehan saya. Sebenarnya bukan aneh, tapi gila. Cuma saya sendiri yang tahu tujuan saya itu apa, bertanya atau mengajak orang untuk ngaco seperti itu. Seperti ini; pernahkah terpikir untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu? Sudut pandangnya masih ortodok ataukah sudah terjebak dalam feminimisme atau ‘ideologi’ lain yang terkadang baik dan terkadang juga tolol? Pernahkah melihat orang lain bagaimana caranya berargumen dan mencoba mempertahankan argumennya (yang mungkin merupakan argumen tidak penting alias bego)? Pernahkah kita tahu seberapa banyak pasangan kita mengetahui kesehatannya sendiri dengan cara kita memberikan saran, “Kamu kalo tidur kalo bisa jangan pake daleman..”.

Terkadang hal yang sangat ingin saya ketahui adalah ‘wujud asli’ seseorang. Sebuah teori komunikasi (kalaupun salah tapi setidaknya pernah juga saya dengar waktu ikut mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi dan Psikologi Komunikasi) mengatakan bahwa semua manusia didunia ini seumur hidupnya menggunakan topeng. Itulah kemudian yang menjadi salah satu pemicu perceraian. Banyak hal yang kita tidak tahu akhirnya ‘terbongkar’ ketika kita telah menjadi pasangan yang mempunyai surat-surat resmi dari KUA dan kantor catatan sipil. Ah.. saya menjadi malas untuk mengobrolkan tentang keanehan ini hehe..

*******

Musim hujan sepertinya baru akan mulai di Bandung. Gerimis sedang turun di sore hari saat tulisan ini sudah mulai kehilangan kata-kata untuk diteruskan. Saya sedang tidak beraneh-aneh, sebab saya memang tidak peduli dengan keanehan yang nyeleneh dan tabu. Tulisan ini seharusnya agak panjang karena banyak hal yang harus saya ceritakan. Mungkin tentang pembenaran untuk keanehan atau mungkin juga tentang cerita-cerita saya tentang keanehan. Tapi saya tidak menganggap anda bodoh, tidak sama sekali .. Saya sangat percaya anda bisa mengerti dan akhirnya bisa melanjutkan tulisan saya ini, didalam pikiran dan pemahaman anda masing-masing tentunya.



Bandung, 12 Oktober 2009





Nb: Buat Melati (bukan nama sebenarnya), saya minta maaf dengan pertanyaan-pertanyaan dan ajakan-ajakan bodoh saya dimasa lalu. Sebab kamu jadi ikut terlihat bodoh.. Terus terang saja, kamu tidaklah bodoh tapi kamu pelit karena kamu tidak pernah mau membalas SMS-SMS saya. Mungkin kamu takut kehabisan pulsa atau mungkin juga karena kamu takut nanti akhirnya menjadi bodoh setelah dekat dengan saya. Tapi nggak apa-apa, sebab pada akhirnya kita tidak pernah pacaran kok ..








-------ooOoo-------

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hwahahaha...
bener om.. setuju!
setiap manusia ini emang selalu memakai topeng dlm hidupnya.. kecuali orang gila kali yah..
dan bicara jujur memang tak semudah yg kita kira bukan?
nice! :D

Jati Wirachmat mengatakan...

haha .. entahLah, tapi insomniaakut memang benar.. dan kejujuran 100 persen dengan ketuLusan mungkin hanya ibu kita aja yang bisa membacanya :D


---------------