CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Sabtu, 09 Agustus 2008

Cerita Dari Atas Bukit


Buat Neng saja ..
=================


Setelah gerimis terpotong sore yang syahdu. Pagi tadi aku melihat kabut. Lalu malam ini lagi aku berharap ada embun yang menetes lembut. Yang akhirnya akan jatuh mengalir direrumputan dan kemudian menjelma segala rindu yang hangat ..

(Jatinangor, 7 Agustus 2008)

----oooo-----


Dialog Senja

Ketika laut kembali tenang. Lalu Camar yang terbang diatas riak-riak senja itu pun menepi ke bibir pantai. Hinggap ia di Karang yang pasrah saat cakrawala melepas tirai jingga. Langit di garis pandangan pun menyisakan biru yang membisu.

Mari kita ngobrol..”, sambil tersenyum Camar membuka kata.
Obrolan apa..?”, Karang tersipu merah jambu. Tatapannya teduh dan tenang bersahaja walau seisi samudera pun tahu ia sekali-sekali bersenandung lirih tentang kesepian yang terkadang terasa begitu mendera.

Camar menatap tajam dengan rasa terdalam. “Siapakah kita..? Mengapa kita hanya bisa bertemu tiap pagi dan sore saja..? Ah.. aku lelah terbang terus..

Takdir kamu adalah terbang dan aku yang menunggu pantai ini. Walau terkadang gelisah sepanjang waktu. Takdir kita juga untuk bertemu dan bicara di senja yang wangi ini..”. Karang berkata manja.

Camar menghela nafas panjang. “Jika begitu, boleh aku istirahat dekat kamu..?”, sedikit mengeluh Camar merajuk.

Karang (lagi-lagi) tersenyum, “Yah.. tentu saja boleh. Kamu lelah dan aku juga letih. Mari kita istirahat, tidur berdekatan. Mudah-mudahan malam ini bintang-bintang dapat memberikan kita kehangatan dalam mimpi yang sama. Jika bintang-bintang itu tak muncul malam ini, jangan sedih. Mari kita ciptakan bintang-bintang itu di hati kita. Bersama-sama..”. Terdiam beberapa saat.

Pagi pun kemudian menanti. Dengan cerita lanjut yang mudah-mudahan tidak begitu susah untuk dimengerti.

(Jatinangor, 4 Agustus 2008)

----oooo-----


“ PADA SUATU KETIKA “ .. adalah judul sebuah lagu yang kebetulan saja aku ingat lagi. Waktu itu secara nggak sengaja aku membuka dokumen-dokumen lama. Nggak ngerti juga maksudnya. Lagu yang aneh, mungkin.. Di luar aku mendengar suara daun-daun berguguran. Tersapu angin di ujung musim.

(Jatinangor, Juli 2008)

----oooo-----


Daerah berbukit itu (??? :) ??) setiap malam bagai perawan yang tertidur. Begitu pulas dan lugu. Lalu ketika embun pertama jatuh diujung daun, kutitip setangkai harapan pada bintang-bintang yang menari.

Tolong taruhlah didekat jendela kamarnya saja. Selepas subuh ia akan mengambilnya. Dengan tangannya yang wangi aku senantiasa berharap ia akan menyimpannya di relung hati..

(Jatinangor, 8 Agustus 2008)

----oooo-----

Tidak ada komentar: