CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Jumat, 15 Januari 2010

MENJADI LAKI - LAKI : Catatan Tentang Seorang Kawan

" Sang Petarung :
ilustrasi oleh : punyanya http://aris.pituruh.com search on google


BERANI ATAU MATI


- Pembuktian sesuatu tidak melulu harus dilihat dari hasil. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah cara dan prosesnya. Kawan BN tidaklah mendapatkan jawaban yang sesungguhnya diharapkan, tapi keberanian tidak terganggu dengan jawaban .. -

MY first feature on 2010 .. Hhmm, mungkin harusnya saya menulis sesuatu yang bagi kebanyakan orang adalah hal yang berbobot dan hebat. Seperti misalnya analisis kasus Susno Duadji versus Kapolri atau sekedar editorial drama Bank Century. Mungkin juga tentang kabar samar-samar Gus Dur yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional formal versi plat merah. Banyak hal berat bisa ditulis dan dijelaskan dari sudut pandang ilmiah alias intelektual jurnalistik. Tapi disitulah letak kebingungan saya, sebab saya bukan penulis berbakat. Saya juga bukan wartawan atau pengamat yang cerdas dalam masalah-masalah tersebut. Saya hanyalah pencoret catatan-catatan yang tidak penting akan sisi-sisi yang saya lihat, dengar, dan rasakan diseputar saya. Tentang kabar kegelisahan, kejengahan, kegembiraan, ataupun keheranan-keheranan bodoh saya. Jadi maaf kawan, saya tidak bisa menulis ilmiah dan intelektual.. mohon kiranya dimaklumi.

Dalam sebuah malam yang cukup sunyi beberapa waktu lalu, saya menginap dirumah kontrakan kawan saya didaerah sekitar utara kota Bandung. Semacam komplek perumahan dipinggir kota, ya tidak begitu jauh sekitar 10 sampai 15 menit dari terminal timur kota Bandung. Saya suka menginap disini, suasananya yang tenang dan segar. Lokasinya agak diketinggian, jadi dari sini kita bisa melihat kota Bandung dimalam hari diselimuti cahaya. Saya sering menyebutnya lautan lampu. Tentu memberikan sensasi tersendiri buat sekedar melepas lelah dan bercengkerama bersama kawan kerabat akrab. Salah satunya adalah BN, dia datang malam itu sekitar pukul 11 malam lebih saat saya selesai menelpon ‘seseorang’.

Suasana malam itu cukup sepi, sebelumnya hanya saya berdua saja dengan Opik dirumah itu. Opik adalah salah satu yang mengontrak disitu. Oh ya perlu saya kisahkan sedikit bahwa rumah itu dikontrak oleh tiga orang kawan saya. Tapi isinya sering ramai karena kawan-kawan yang lain sering ikut menginap disini, seperti saya contohnya. Tadi maghrib saya mengunjungi seorang kakak sepupu saya dan malamnya saya menginap disini. Lokasi rumah ini adalah komplek Griya Bukit Mas di Bojongkoneng, Bandung.

Kawan BN saya kenal sebagai seorang yang cukup ahli dan kreatif inspiratif dalam bidang kesenian, khususnya seni gambar. Dia begitu lihai menyambung-nyambung gambar sehingga membentuk suatu gurat-gurat lukis yang seni. Terutama dengan hal yang bernama digital editing. Dia menurut saya cukup hebat. Sesuai pula dengan ilmunya pernah ‘bersekolah’ di Jurusan Periklanan Universitas Padjadjaran, satu angkatan dengan saya walau berbeda jurusan. Saya juga mengenalnya sebagai putra Banten asli yang jauh dari kesan sangar selayaknya mitos dan citra umumnya para jawara ujung kulon. Dia kalem, humoris, dan selalu jatuh cinta dengan serius. Bagaimana? Ada kesan beringas tidak dikarakternya itu? Patah hatipun dia malah tertawa dan tersenyum (miris).

Tidak akan mengkhianati mimpi..”, itu statusnya yang saya baca di dinding facebook-nya. Saya kembali teringat cerita-cerita kami malam itu. Waktu itu ia telah meneguhkan dirinya sebagai laki-laki sejati. Ia bercerita bahwa dirinya telah mengungkapkan perasaannya dan saya menyepakati itu sekaligus kagum dengan ‘keberaniannya’. Sebuah buku kumpulan cerita pendek menceritakan bahwa tidak boleh malu dengan cinta, sebab kalau malu maka cinta itu tidak akan pernah sampai kealamatnya. Jika tidak sampai kealamatnya, bagaimana kita tahu jawabannya? Kawan saya BN paham betul dengan situasi itu dan ia tidak malu karna kata-kata yang harus diutarakannya adalah kalimat-kalimat ‘suci’ yang tulus.

Gadis itu bermata cukup bundar, berkulit putih, rambutnya halus dan pita suaranya sedikit nyaring. Ia gadis periang dan aktraktif. Saya sekali dulu pernah juga menyentuh tangannya dan terasa ‘hangat’. Tidaklah aneh jika kawan saya BN adalah orang kesekian yang menaruh hati padanya. Tapi tentu saja tidak semua merasa cukup sebagai laki-laki untuk mengatakan isi hatinya. “Bung.. menurut saya, orang yang tahu tapi tidak mengatakannya adalah pengkhianat..”, saya mengatakan itu kepada BN. Saya tahu, kawan BN pasti tahu juga kalau pengkhianat itu adalah pengecut. "Saya telah mengungkapkannya langsung..", ia tersenyum lebar. Malam itu kepulan rokok gudang garam dan aroma segelas kopi hitam panas menjadi terlihat begitu sakral. Kawan saya BN telah membuktikan dirinya sebagai seorang manusia dengan jenis kelamin jantan.

Pembuktian sesuatu tidak melulu harus dilihat dari hasil. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah cara dan prosesnya. Kawan BN tidaklah mendapatkan jawaban yang sesungguhnya diharapkan, tapi keberanian tidak terganggu dengan jawaban. Seseorang yang menghabisi musuhnya dengan racun yang dibubuhkan dengan diam-diam akan berbeda ‘statusnya’ dengan seseorang yang melakukannya lewat duel terbuka satu lawan satu. Sama-sama membunuh dengan cara berbeda akan memberikan kesan yang berbeda. Culas dan jantan, tentu itu punya makna yang lain.

Cinta katanya bisa membuat orang menjadi lebih berani dan kuat. Berani menembus hujan, lari kencang, keluar malam-malam, korupsi, membunuh teman, dan lain sebagainya. Kekuatan gaib cinta akan memberikan semacam energi X bagi yang merasakan cinta itu. Tapi saya yakin, kekuatan cinta tidak bisa sepenuhnya membuat orang untuk berani menyatakan cintanya secara terus terang dan juga tidak semua bisa kuat untuk mendengar hasilnya. Yah, kekuatan cinta belum bisa untuk menaklukkan rasa cinta itu sendiri. Hanya sebagian orang saja yang bisa dan kawan saya BN adalah salah satunya.

Saya juga saat ini sedang jatuh cinta. Sungguh kawan, saya bingung untuk menemukan kata-kata terbaik buat saya mengutarakan rasa cinta saya. Untuk memecah kebuntuan, pernah saya minta bantuan atau semacam kode SOS lewat halaman facebook-nya Aliansi Jurnalis Independen kota Bandung, agar mereka bisa kiranya mengajarkan kepada saya kata-kata jurnalistik sastra yang ampuh buat meyatakan cinta. Tapi apalah hendak dikata, sampai sekarang permintaan saya didinding facebook-nya perkumpulan wartawan progresif itu tak pernah mendapat jawaban. Entah kenapa .. mungkin ilmu jurnalistik tidak atau belum sampai ke ranah cinta.

………………..
dan bawalah daku selalu dalam mimpimu
dilangkahmu serta hidupmu
...

……………………….
(CINTA – Chrisye)

Ternyata tidak cuma butuh keberanian untuk mengutarakan cinta, tapi kecerdasan pemilihan kata juga harus diperhitungkan. Luar biasa.. kawan saya BN ternyata tidak cuma berani, namun juga begitu seni menyusun kata. Hendak pula rasanya suatu saat saya sedikit ‘berguru’ kepadanya dan menyarankan wartawan untuk mewawancarainya.



Jatinangor, 14 Januari 2010




-------ooOoo-------

2 komentar:

Ifa mengatakan...

knapa harus merasa bersalah,kalau tidak bisa nulis hal yg katanya berbobot. Ini rumah kamu.. jadi ya suka² kamu, kan katanya onani hehehe..

btw, apa kabar?

Jati Wirachmat mengatakan...

hahahaa ... sebeLum ada yang kompLain ya permakLuman duLu hehe .. betuL juga, nyampah dikamar sendiri .. hahaa..

Kabar baik mbak, disini gimana? masih brsibuk2 ya.. sukses dan sehat seLaLu ya.. :) saLam buat Mase ya :)

-----------------