CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Rabu, 24 Desember 2008

SIAPA ONANI .. SIAPA MASTURBASI ..

" Meriam Modern Pada Zamannya "
ilustrasi oleh : sendiri aja lewat komputer seorang kawan yang baik


ONANI atau MASTURBASI?


Seorang kawan dunia maya saya dari Lampung pada suatu kesempatan –ketika chatting- menanyakan, kenapa saya nggak pernah posting tulisan di Bulletin Board Friendster (FS) lagi. Kawan Lampung saya ini (sebenarnya ia orang Padang, tapi sedang kuliah di Lampung) rupanya mengamati juga tiap tulisan iseng yang saya masukkan di FS.

Ia adalah orang yang cukup aktif mengisi salah satu menu layanan FS itu. Setidaknya bisa saya lihat dari intensitas tulisannya yang selalu muncul setiap kali saya membuka FS. Isi coretannya memang tidak jauh dari kebanyakan orang yang curhat disitu. Catatan harian atau puisi kegelisahan, keluh kesah, kemarahan, ataupun nasehat yang terkadang sok tua. Tapi biarlah, toh dengan itu mungkin ia bisa sedikit melepaskan bebannya (walau sesaat). Sekalian juga bisa (tanpa sadar) membuatnya terus terlatih untuk menulis.

Sedikit berbasa basi, saya kemudian menceritakan bahwa saya sekarang lebih banyak menulis di blog. Layanan Bulletin di FS menunya terbatas karena saya juga menyertakan gambar untuk setiap tulisan saya. Kawan Lampung ini rupanya juga sering membuka blog saya. Ini saya bisa pastikan karena ia pun kemudian mengomentari beberapa tulisan saya di blog. Hingga akhirnya terlontar sebuah pertanyaan, “Kamu membuat tulisan hampir setiap hari ya..?”.

Tentu tidak, sayang.. Saya bukanlah seorang penulis selayaknya orang-orang yang bekerja atau berprofesi sebagai penulis. Saya menulis hanya untuk iseng saja. Sekedar menyalurkan apa yang saya pikir, dengar, dan rasakan. Tidak untuk siapa-siapa dan untuk apa-apa atau tujuan apapun. Menulis bagi saya adalah masalah inspirasi dan mood. Inspirasi ada dan kondisi on fire maka saya bisa membuat beberapa tulisan sekaligus. Namun kalau ide sedang kosong dan saya sedang lesu darah, maka jangankan satu paragraf, untuk satu kalimat pun saya tidak bisa berbuat apa-apa. Entahlah kalau seorang penulis beneran, mungkin hal-hal seperti itu bukan masalah. Apapun kondisinya ia selalu produktif. Biarlah, itu urusan penulis. Sebab yang terpenting disini bahwa lewat coretan-coretan itu saya hanya sekedar onani saja. Tidak ada yang lebih.

Ah.. bahasa kamu ada-ada aja..”. Saya tertawa, onani adalah kata dalam bahasa seorang ahli seksualnologi (begitu kira-kira saya menyebutnya). Bagi kawan saya ini (berkelamin perempuan), kata onani tidak begitu enak untuk diobrolkan. Yaph.. saya mengerti. Tentunya saya kemudian sedikit menjelaskan apa yang saya maksud tersebut.

**********

Saat anda mengklik web blog; airbening21.blogspot.com, maka akan muncul ‘nama lain’; airbening21 l ONANI ONLINE. Janganlah langsung menghakimi. Kata onani sudah saya kenal sejak lama. Mungkin dari sejak saya masih di sekolah dasar atau sekolah menengah, saya sudah lupa. Dengan begitu banyak kata lain dalam masing-masing bahasa daerah dan kosakata gaulnya. Semacam kosakata prokem dilingkungan sosial kelompok manusia yang disepakati bersama sebagai sebuah kata ‘formal’.

Di bahasa resminya, bentuk lain dari onani adalah masturbasi. Mengandung makna yang sama seperti sebuah slogan negara demokrasi; Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat. Yang jadi pertanyaan buat saya sampai saat ini adalah kenapa ia mempunyai dua sebutan untuk satu pekerjaan yang 100 persen sama? Penjelasan singkat bahwa onani untuk laki-laki dan masturbasi untuk perempuan tidaklah membuat saya langsung puas. Bagi saya, argumen itu terlalu sempit. Hanya karena jenis kelamin manusia itu ada dua, maka kebetulan pula sebutan itu ada dua. Argumen ‘kebetulan’, bagi saya, bukanlah sesuatu yang mengasyikkan untuk dibedah. Tentu ada hal lain yang membedakan sehingga si pencipta kata itu membuat dua versi untuk satu arti. Lebih dari sekedar kebetulan. Tapi apa itu? Sampai tulisan ini dimuncratkan saya belum juga tahu.

Pada masa saya kuliah, definisi onani memberikan saya suatu pemahaman baru. Tidaklah aneh sebab kampus saya termasuk dalam kategori fakultas yang mahasiswanya cenderung nyeleneh atau (mungkin tepatnya) selalu ingin keluar dari ketentuan yang ada. Kawan-kawan pada masa saya dikampus adalah orang-orang hebat dan cerdas. Merekalah yang mengenalkan kosakata onani itu sebagai ‘terjemahan’ lain dari demokrasi. Pokoknya apapun yang kita lakukan -oleh kita dan untuk kita-, itu disebut masturbasi. Kampanye itulah yang dijejalkan dikepala saya ketika saya dimintai bantuan untuk menyumbang sebuah tulisan pada buletin independen yang mau diterbitkan. Tentu saya sepakat, sebab saya tidak punya argumen yang cukup cerdas untuk membantahnya.

Seorang kawan karib saya yang lain mengatakan bahwa didunia ini tidak ada manusia (individu atau kelompok) atau sesuatu apapun yang bebas nilai. Semua punya nilai yang berbentuk sebuah atau beberapa buah kepentingan. Penerapan demokrasi pun sebenarnya mempunyai nilai. Entah itu dari segi politik, sosial, hukum, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Kawan saya yang juga hebat dalam urusan propaganda dan ‘fitnah memfitnah’ ini rupanya sangat lihai dalam mencermati sesuatu. Sekali lagi saya sepakat 100 persen, sebab saya (sekali lagi) tidak punya alasan lain yang cukup hebat untuk membantahnya.

Ada yang menarik, jika semua orang punya nilai (baca; kepentingan) masing-masing maka sesungguhnya semua sisi hidup sebagian besar manusia di dunia ini adalah onani atau masturbasi semata. Saya yakin, apapun yang kita lakukan ujung-ujungnya adalah buat kita sendiri juga. Buat orang lain itu kalau ada sisa. Tapi sepertinya melihat sifat dasar manusia yang tidak mau kalah dan tidak pernah puas dengan apa yang ia dapat, maka dipastikan bahwa sisa itu tidak pernah (jarang sekali) ada. Negarawan, politikus, agamawan, sampai tukang becak semua punya peluang menjadi seperti itu. Klop sudah makna demokrasi dapat diambil sarinya; Dari Kita, Oleh Kita, Untuk Kita (sendiri). Onani yang spektakuler.

Kembali kepada soal tulis menulis dan onani. Beberapa penulis yang saya suka gaya menulisnya adalah Gunawan Muhamad yang pekerja Tempo dan Emha Ainun Nadjib si pemilik Kiyai Kanjeng. Sedangkan buku dengan cara penulisan terbaik (gampang saya mengerti dan enak dibaca) menurut saya adalah kumpulan cerpen “Keajaiban Di Pasar Senen” karya bapaknya almarhum Sukma Ayu, Misbach Yusa Biran yang orang Banten. Mereka saya rasa kalau onani telah berhasil memuncratkan pengaruhnya terhadap ketikan jemari saya, walaupun amatlah sedikit. Tidak apa, toh didunia ini tidak pernah ada yang orisinil karena semua ada pendahulunya. Begitulah kata kawan saya yang menyukai bidang kesenian, ketika saya memberikan penilaian bahwa lagu-lagu dan aransemen ciptaannya mirip dengan lagu-lagu dan aransemennya penyanyi Nugie dan Kla Project. Pembelaan yang baik dan untuk kesekian kali saya (harus) sepakat.

Klimaks dari onani kali ini adalah beberapa pertanyaan yang susah benar saya dapatkan jawabannya. Kenapa pekerjaan ala ‘demokrasi’ itu punya dua nama; ONANI dan MASTURBASI? Adakah yang membedakan diantara keduanya? Sebenarnya saya punya jawaban yang saya karang-karang sendiri. Cuma saya tidak enak memuncratkannya karena argumen saya begitu lemah dan gampang sekali dipatah dan diremukkan.

Dasar keilmuan saya adalah ilmu sosial, bukan ilmu pasti atau kedokteran. Maka jawaban tidak lengkap saya adalah; kata ONANI dan MASTURBASI itu ditemukan oleh dua orang yang berbeda. Masing-masing punya argumen yang sama kuat. Mereka mempunyai analisis yang didasarkan sebuah pengalaman yang luar biasa, namun ujung-ujungnya sama. Akhirnya biar adil, maka kosakata kamus dunia menggunakan kedua nama itu.

Mungkin saja.. atau ada yang punya jawaban lain? Tidak ilmiah pun tak apa yang penting bisa dimengerti minimal oleh kita sendiri. Kita onani saja, macam betul.. hehehe..


Jatinangor, 23 Desember 2008


Thanks and punten to: kawan Wiranta Yudha Ginting, kawan Danil Triardianto, kawan Lutfi Adam, Mas Galih, cerita tentang kawan Agus Rakasiwi di suplemen Kampus PR, Kelompok RSJ Fikom Unpad Jatinangor, dan Mbak Indah aka. Sarie di Lampung.



-----------------oooooo----------------

Tidak ada komentar: