CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Rabu, 31 Desember 2008

CATATAN AKHIR TAHUN

" Jejak Matahari "
ilustrasi oleh : (dari) komputer seorang kawan yang baik


REFLEKSI



Jika anda penggemar ‘walking-walking’ didalam kota (seorang kawan saya dikampung yang sedang sangat bersemangat ngobrol dengan turis bule mengucapkannya seperti itu dengan penuh percaya diri), maka sepertinya anda akan sering mendengar kata REFLEKSI. Kosakata itu bertebaran dengan berbagai macam bonus menu. Untuk menghindari amukan Ormas yang kurang dapat japrem atau agar terlihat sedikit ‘sopan’, biasanya ditambahkan kata-kata tunanetra. Entahlah apanya yang tunanetra, mata hati atau mata kaki, saya kurang tahu juga.

Yaph.. Jika seperti itu adanya, berarti saya setali dengan anda. Sudah mengerti betul maksud kata refleksi tersebut. Namun untuk waktu kali ini, refleksi yang paling banyak disebut orang bukanlah diseputar masalah panti pijat dan sejenisnya. Akhir sebuah tahun adalah momentum setiap orang untuk (katanya) refleksi diri. Setiap orang akan kembali mengingat apa saja yang dilakukannya satu tahun kebelakang. Sejauh yang masih bisa diingat tentunya, sebab rata-rata orang Indonesia agak tidak begitu bagus dalam hal dokumentasi dan pengarsipan. Setelah itu mereka akan membikin sedikit gambaran rencana untuk satu tahun kedepan dan mulai berjanji (seperti tahun-tahun sebelumnya). Janji yang paling tidak terhadap dirinya sendiri saja. Seperti itulah setiap pergantian tahun.

Manusia Indonesia merupakan sebagian ras didunia fana ini yang sangat menyenangi sebuah proses seremonial. Formal-formalan gitulah, hehehe.. Ah, saya jadi ingat dengan seorang pejabat program PAKT di tempat saya kuliah dulu, ketika beliau saya tanya apakah mahasiswa itu jika lulus wajib atau tidak untuk ikut wisuda. Seremonial mungkin adalah alasan yang paling rasional dan relevan untuk saat ini. Tanpa seremonial, maka (sepertinya) tidak ada alasan untuk bersolek dan makan-makan mentraktir keluarga atau kawan kerabat. Kira-kira mungkin seperti itulah maksudnya, cukup cerdas juga.

**********

Estafet waktu dari tahun 2008 ke tahun 2009 kali ini akan berlangsung pada rabu malam atau lebih populer dengan malam kamis. Bisa dipastikan kalau jutaan refleksi akan mengalir kembali. Terlalu panjang jika disini saya harus ‘berkhutbah’ macam penyuluh kesehatan. Hanya saja menjadi menarik untuk sedikit dicermati kenapa sampai menjadi aneh. Ya anehlah saya rasa.. Kenapa untuk refleksi saja kita harus menunggu hari dan malam diakhir tahun. Untuk melakukan ‘pengakuan’ saja harus dibuntut bulan Desember. Untuk niat berubah menjadi lebih baik harus menunggu 1 Januari. Bukankah hari-hari yang lain itu banyak?

Pengagungan seremonial yang bagi saya cukup membingungkan. Artis, pelawak, penceramah, dan segala tukang ramal aliran hitam atau putih disewa sebagai bagian dari alur refleksi. Stasiun televisi dan radio sebagai bagian dari penyelenggara pun menyiarkannya secara cukup spektakuler. Pundi-pundi uang hasil jualan iklan tentunya menjadi alasan utama yang menggiurkan. Besoknya, para stasiun itu dengan ‘dibantu’ koran-koran akan berlomba memasang headline tentang berapa jumlah korban yang tewas dijalan, siapa saja yang tertangkap basah dengan narkoba dicelana, hingga berapa ton sampah yang membuat bingung petugas kebersihan untuk membuangnya.

Mereka (para penyelenggara terutama media massa) tidak akan peduli apapun hasil refleksi yang nanti bakal ‘konsumen’ terima karena pendidikan bukanlah tugas mereka dilapangan. Draft itu dibuat agar undang-undang terlihat keren dan hebat. Teori itu biarkan saja ‘bertelur’ dicatatan dosen dan riuh hanya didalam kelas. Macam betul saja..

Kalender atau penanggalan dahulu diciptakan bukanlah untuk ajang ‘berlamun-lamun’ dan ‘berhura-hura’. Ia dibuat untuk menjadi bagian dari perangkat manusia dalam memudahkan pekerjaannya. Sebuah pemerintahan akan menggunakan sistem kalender untuk mereka mengevaluasi pekerjannya mengurus negara. Demikian pula dengan instansi, organisasi, ataupun perusahaan dan lain sebagainya. Profit atau non profit. Itu merupakan sesuatu yang wajar dan memang harus diadakan sebagai sebuah sistem kerja yang baik. Namun untuk tiap diri pribadi manusia, sebuah pergantian kalender kini dijadikan tolak ukur waktu untuk (niat) berubah. (sekali lagi) Amatlah aneh..

Kalau anda ingin jadi orang baik, ya berubahlah saat ini dan detik ini juga. Itu sangat lebih baik daripada harus menunggu satu tahun dulu dalam acara yang membuang uang dan tenaga. Jika ingin tahu kita pernah ngapain aja, ya ingat dan renungkanlah sekarang mumpung masih hangat dikepala.. kemarin kita melakukan apa dan bersama siapa. Lalu yang paling (maaf) aneh adalah momen pergantian tahun dijadikan ajang untuk berjanji. Walah.. apalagi ini?! Kalau kemudian itu ditepati mungkin agak mendingan. Tapi yang terjadi, awal tahun berjanji jadi makhluk yang baik, malah sepanjang tahun kemudian dilanggar dan ujung-ujungnya menjadi lebih buruk dari sebelumnya.

Jika ingin berjanji, ya berjanjilah pada diri sendiri dan pada Tuhan (mu) saat ini juga. Saya amat sangat percaya dan yakin, Tuhan akan ‘menerima’ sebanyak mungkin janji atau doa dan harapan kapan saja manusia ikrarkan. Tuhan bukanlah sebuah instansi atau perusahaan yang punya hari libur, jam buka dan jam tutup. Luar biasa.. Kita betul-betul sangat rentan dengan ‘pengkultusan’ waktu yang tidak pada tempatnya.

**********

Refleksi.. Dari dulu saya ingin melakukannya. Tapi tanpa pijat plus. Hanya sekedar membikin badan saya jadi lebih enak saja. Seorang kawan pernah menawarkan traktir refleksi kepada saya. Tapi saya menjadi tidak bersemangat (baca; ragu-ragu) karena ia juga ingin nanti setelahnya kami akan meng-klik ‘folder menu tambahan’.
Bah.. Pijat refleksi macam apa, saya pikir ini nanti saja. Mau ngebaikin saya atau malah menjerumuskan nih?! Akhirnya pijat refleksi diurungkan (sampai batas waktu yang tidak ditentukan) dan kami hanya membeli beberapa botol ‘jamu sehat’ untuk ‘dieksekusi’ bersama dikamar kost dengan mengundang kawan-kawan yang lain.

Diujung keyboard sebelum tidur saya masih teringat dengan orang-orang yang akan refleksi. Biasanya setelah capek semalaman refleksi dengan acara yang meriah dan padat, maka mereka nanti akan beristirahat untuk meluruskan otot-ototnya ditempat refleksi juga. Saya berharap (tentunya) mereka tidak menggunakan menu plus-plus. Kasihan para pemijatnya..

Selamat tinggal 2008 dan selamat datang 2009. Terima kasih Tuhan, saya masih diberi izin untuk terus bernafas dengan sehat..



Jatinangor, 31 Desember 2008




------oooo-----

Tidak ada komentar: