CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Minggu, 21 September 2008

de Javu


* FATWA PUJANGGA
de Javu Bersama Sebuah Lagu Lama



“.. Telah kuterima / suratmu nan lalu .. / penuh sanjungan kata merayu / syair dan pantun tersusun indah .. sayang / bagaikan sabda fatwa pujangga … / …..”.
(Fatwa Pujangga)


Sudah lama sekali saya mendengar dan tahu lagu itu. Fatwa Pujangga judulnya. Entah kenapa saya suka. Mungkin sama dengan kegemaran saya juga untuk mendengarkan lagu-lagu nostalgia lainnya. Saya terkadang merasa aneh dengan diri saya sendiri. Hobi saya dengan lagu-lagu lama, keroncong, lagu atau musik daerah dan yang (dikatakan orang) kuno-kuno lainnya. Kesederhanaan musik dan kejujuran blak-blakan syair yang apa adanya (mungkin) membuat saya begitu gandrung untuk mendengarkannya, sambil sesekali juga mendendangkannya. Walaupun suara saya pas-pasan tapi biarlah, toh saya bernyanyi untuk diri saya sendiri.

“..Telah lama kau tinggal sayang / Telah lama kau pergi sayang / Ingatkan kau pada diriku.. yang rindu padamu…. / ..”.
(Dalam Kerinduan)

Banyak lagu jadul atau jebod yang saya hafal liriknya. Saya menghafalnya juga tidak pernah niat banget. Dengar-dengar sedikit dan besok lusa sudah bisa saya senandungkan walau cuma sedikit-sedikit. Hehehhehe.. aneh juga, tapi begitulah adanya.

“.. Aku pulang dari rantau.. / Bertahun-tahun di negeri orang / Oh.. Malaysia../…
Reff: .. Kekasih hatiku/ Pun telah pula hilang / Hilang tiada pesan / Aduhai sayang../ Cinta hampa.. Hidupku pun merana ../ ..”. (Semalam Di Malaysia)

Kalau lagi sendiri malam-malam, terkadang saya sering mengkhayal (selain melamunkan ‘malaikat kecil’ andai saja dia mau ‘menemaniku’ malam-malam). Saya ingin membikin sebuah tempat, mungkin sejenis kafe (atau apapunlah namanya..) dengan taman yang asri. Lokasinya ada dua, yang pertama di daerah pegunungan yang sejuk (mengingatkan saya pada sebuah tempat, aagghhh..). Kemudian yang kedua dipinggir pantai. Disini, musik yang diperdengarkan adalah khusus lagu-lagu jadul saja. Tidak ada tempat buat lagu-lagu modern semacam Peterpan, Nidji, Radja, dan segala kawan-kawannya. Kenapa? Karena sudah banyak tempat yang memutar lagu-lagu mereka. Ditempat (yang saya khayalkan..) ini paling modern lagu yang diputar adalah Ebiet G. Ade, Broery Marantika atau Chrisye. Edun yah heu..heu..

Reff: “.. Tiap sore kunantikan / Disimpang tiga titian.. / Dengan debar kasih sayang / Kata Mesra Pengharapan.. / .. Tapi apalah sebabnya / Tiada kabar berita / Tujuh senja kunantikan / Namun dikau tiada datang ../.. “. (Diambang Sore – Amigos)

Yah.. begitulah .. Lirik yang saya rasa sangat ‘telanjang’. Tidak bertele-tele dengan segudang retorika rayuan gombal. Musik dan liriknya mengalir saja. Jiwanya adalah alam bebas. Kolaborasi antara manusia dengan alam sekitarnya bersama segala suasana yang sering kita jumpai sehari-hari. Namun tidak jarang pula kita akan disuguhi sebuah keteguhan dalam keikhlasan yang dalam. Tipikal pengembara kelana.

“… Bila suatu hari / Dia membuat kecewa dihati / Batin ini tak kan rela / Mendengarmu.. hidup menderita ../ …”. (Pamit – Broery M.)

Saya menyadari kalau saya adalah seorang manusia dengan tipe yang romantik melankolis.. halah..halah.. hahaha, tapi bukan cengeng loh hehee mohon dibedakan ya. Saya suka puisi, saya suka suara alam, saya suka malam, saya suka pagi, saya suka senja, saya suka kejujuran. Selalu saya katakan itu. Sebab bahasa terbaik menurut saya adalah bahasa kalbu, sebuah lisan nurani yang mengejawantahkan tentang kejujuran. Sebuah penyesalan selalu lahir setelah ada kebohongan. Yang biasanya mendera-dera…

“.. Kini kau rasa / Pahit getirnya cinta ../ Mengapa kau lepaskan / Kini jadi sesalan / Kasih entah kemana /…….
Terbayang – bayang .. / Manis dalam kenangan / Kini baru kau rasa / Kasih tiada duanya / Cinta tiada taranya …/
Reff: …. Semakin lama kau coba / Melupakan dirinya / Semakin dalam kau rasa …/ ….”
(Kini Baru Kau Rasa – Dewi Yull)

Sebuah comment yang sangat cantik di blog ini mengatakan bahwa ia ingat dengan ‘kenangan’ dan ia memberikan isyarat ingin ‘kembali kepada’ masa itu. Nah, itulah salah satu alasan (sedikit edialis) yang paling mendasar kenapa saya sering menemani lamunan saya dengan lagu-lagu lama adalah apa yang disebut dengan de Javu. Memang tidaklah begitu bagus terlalu tenggelam dengan kenangan. Namun ketika saya sedang begitu mumet dalam teka teki hari esok maka salah satu cara (paling murah dan mudah) buat saya agar bisa sedikit rileks adalah de Javu dengan backsound lagu-lagu lama. Dengan begitu (paling tidak), saya kemudian bisa menjadi orang yang dapat menghargai sebuah masa lalu.

Tidak semua masa lalu itu harus ditinggalkan karena ada hari kemarin yang bisa kita rajut kembali. Tergantung kita sekarang untuk memilih dan memilah, mana yang harus kita buang (menjadi pengalaman sejarah) dan mana yang bisa kita urai untuk disemai kembali. So..?! Tuhan telah ‘menitahkan’ kita untuk cerdas, agar kita bisa menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik buat kita.

“.. Semogalah Dik.. kau tak putus asa sayang / Pasti kelak kita kan berjumpa ../.. (Fatwa Pujangga)

Yah, (sekali lagi) begitulah.. Inilah saya, selalu apa adanya..



Jatinangor, 21 September 2008



* Judul sebuah lagu


--------00000000-------

Tidak ada komentar: