SEBUAH PENANTIAN
Kepada: Purnama (yang hilang) Di Akhir Mei
Purnama akhir bulan ini aku berharap akan jadi saksi yang agung
Tapi entah kenapa ia tak kunjung juga bersolek
Seperti waktu-waktu sebelumnya
Menatap langit lalu aku mencoba memahami detak
Oh.. Seperti ada jeda yang telah melompat
Aku merasa ada titik-titik yang terlewatkan?
Pekat ku dekap dalam mata bening cahaya sabit
Pekat yang tetap saja selalu ku anggap seumur bayi
Dan ku manja hingga mendekati garis nadir
Dalam diamku hingga malam lalu jadi semakin tua
“ Disini tiba-tiba saja aku terjebak pada sudut kosong ..
Sebuah lorong waktu yang hampa dan aku kembali merasa sunyi .. “.
Gerbang Unpad – Jatinangor, 26 Mei 2008
PANDANGAN PERTAMA
Pernah satu atau dua kali saja aku mampir di
Tapi baru tadi malam sampai pagi ini aku bisa menikmati nafasnya
Dengan ranum embun galunggung
Yang hinggap di ujung senyum
Ceritamu 26 tahun lalu memanggang abu
Memuntahkan asap dan lahar
Mungkin sebagai salam kenal saja
Untuk basa basi tentang tanahmu kini yang resik.
Tasikmalaya, 27 – 28 Mei 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar