CINTAI LINGKUNGAN UNTUK SELAMATKAN BUMI KITA : Iklan Layanan airbening21 Untuk Semua

Berbagi Apa Yang Bisa Dibagi

Rabu, 14 Mei 2008

Sebuah Pertanyaan Dalam Segelas Kopi

Seorang Kawan Bertanya



Gerbang Unpad pada suatu malam yang hangat. Maksud saya disini adalah hangat dalam arti kata sebenarnya. Tidak seperti beberapa malam terakhir ini. Pancaroba, orang menyebutnya, terasa begitu menggila dari tahun-tahun sebelumnya. Dingin menusuk tulang seolah ingin selalu mengingatkan kita bahwa pada tahun ini musim hujan telah berakhir dan musim kemarau telah diambang pintu.

Temperatur kehangatan kami waktu malam itu digerbang terasa semakin ‘naik’ dengan obrolan yang tambah ‘panas’. Ha..ha..ha.. Jadi ingat dengan seorang kawan yang menjuluki saya ‘dinamit’. Terlalu bersemangat jika bicara dan gampang meledak hhoo..ho..hoo.. padahal saya merasa diri tidak lebih dari hanya sebuah petasan kecil yang sering dinyalakan anak-anak sambil menunggu bedug maghrib di bulan Ramadhan.

Dari sekian banyak obrolan yang sebenarnya menarik saat itu, ada satu yang membuat saya terkadang merenung-renungkan. Bukan tema yang panjang tapi hanya semacam pertanyaan saja.

Jika hari ini adalah hari minta maaf sedunia, kepadakah siapakah ente akan minta maaf pertama kali?”.

Jika hari ini adalah hari terima kasih sedunia, kepadakah siapakah ente akan berterima kasih pertama kali?”.

Sederhana dan terlihat tidak begitu penting. Namun setelah beberapa lama ternyata menarik juga. Saya seperti melihat sebuah pertanyaan yang lain walaupun dalam konteks yang tidak begitu jauh.

Sudahkah dan seberapa seringkah kita berterima kasih dan meminta maaf terhadap orang-orang terdekat dan mereka yang kita anggap berperan atau membantu kita dalam menjalani segala aktifitas hidup ini?”.

Untuk dua pertanyaan pertama diatas, saya membagi konteksnya menjadi dua juga. Jika saya menempatkan diri sebagai makhluk yang bernama manusia maka saya harus dan semestinya berterima kasih serta minta maaf pertama kali kepada Allah SWT Sang Pencipta dan Pemilik Jiwa dan Kehidupan Segenap Alam Semesta Raya. Alasannya? Saya pikir semua orang sudah tahu. Namun apabila saya berposisi sebagai makhluk sosial maka pertama kali saya pasti akan berterima kasih dan meminta maaf kepada orang tua saya terutama Ibu. Alasan yang semua orang juga tentu sudah mahfum.

-----000-----


Tanggal 12 Mei 2008 malam sekitar pukul setengah sembilan saya mengirim SMS kepada seorang kawan. Ia adalah orang yang dulu pada malam itu pernah melontarkan pertanyaan iseng dengan bercanda tentang masalah maaf dan terima kasih.

Salah satu hal yang begitu nikmat dalam hidup ini adalah saat kita makan dalam kondisi yang lapar banget dan kemudian membayar makan cuma Rp.2.500,- saja.. Terkutuklah harga BBM yang naik 30% mulai tanggal 1 Juni dan para pendukugnya!

Memang SMS saya itu tidak jelas mengucapkan terima kasih kepada siapa. Oleh karena itu saya disini ingin mengucapkan terima kasih kepada Warung Nasi Doa Ibu atau yang biasa disingkat Doi atas harga makanan yang sungguh murah. Untuk menu yang biasa saya ‘sikat’ berkisar antara Rp.2.500,- sampai Rp.3.500,- saja. Malah beberapa kali saya hanya membayar duaribu perak kepada warung nasi yang bertempat di dekat kostan Pondok Nadin Ciseke - Jatinangor ini he..he..he. luar biasa! Khusus untuk malam saat saya mengirim SMS itu saya mengucapkan terima kasih kepada Warung Nasi Angkringan pinggir jalan raya depan Toko Photo ALFA sebelah kantor Camat Jatinangor. Menu seharga 3.000 rupiah malam itu sungguh nikmat sekali. Halah..alah.. segelas kopi hitam dengan banderol seribu perak dari Warung Tenda Cita di Gerbang Unpad adalah ucapan terima kasih berikutnya yang begitu tulus dalam kepulan asap sebatang rokok. Ah.. Nikmat sekali tiba-tiba suasana malam yang begitu dingin ini.

Untuk permintaan maaf? Sepertinya kaum kapitalis birokrat dan swasta yang layak untuk saya mintakan. Dengan kenaikan harga BBM ditengah kondisi ekonomi masyarakat yang begitu terjepit, maka izinkan saya minta maaf karena telah MENYUMPAH-NYUMPAHI anda semua. Semoga anda bisa mengerti kenapa orang-orang seperti saya ini tiba-tiba sangat muak dengan anda.


Jatinangor, 13 Mei 2008

Tidak ada komentar: